Advertisement

Tingkatkan Skrining, Dinkes Bantul Temukan 132 Penderita HIV/AIDS hingga November 2023

Stefani Yulindriani Ria S. R
Jum'at, 01 Desember 2023 - 18:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tingkatkan Skrining, Dinkes Bantul Temukan 132 Penderita HIV/AIDS hingga November 2023 HIV/AIDS - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Tingkatkan Skrining, Dinkes Bantul Temukan 132 Penderita HIV/AIDS Hingga November 2023

Harianjogja.com, BANTUL–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul temukan 132 penderita human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (AIDS) hingga November 2023. Untuk meningkatkan temuan penderita HIV/AIDS. Dinkes Bantul menggencarkan skrining pada populasi berisiko. 

Advertisement

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Bantul, Feranose Panjuantiningrum menyampaikan upaya peningkatan temuan penderita HIV/AIDS dilakukan Dinkes Kabupaten Bantul dengan meningkatkan sasaran skrining. 

“Yang telah kita lakukan penemuan kasus mulai dari mobile visiting, dan skrining di populasi berisiko. Kami juga sudah melakukan penguatan layanan,” ujarnya melalui telepon, Jumat (1/12/2023). 

Baca Juga: Ratusan Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat Terjangkit HIV-Aids

Tahun lalu skrining dilakukan terhadap sekitar  17.000 orang berisiko, sementara tahun ini sasaran skrining meningkat sekitar 3.000 orang dengan menyasar 20.062 orang beresiko. Dari jumlah skrining tersebut, jumlah temuan HIV tahun 2022 mencapai 160 orang, dan temuan AIDS mencapai 52 orang. Sementara temuan hingga November 2023, jumlah temuan penderita HIV mencapai 97 orang, dan temuan AIDS mencapai 37 orang. Jumlah tersebut masih lebih kecil daripada temuan kasus HIV/AIDS pada 2022.

Baca Juga: Penurunan Infeksi Baru HIV di Indonesia Mencapai 54 Persen

Dia menyampaikan Dinkes Kabupaten Bantul telah melakukan skrining kepada beberapa populasi berisiko terpapar HIV AIDS, antara lain ibu hamil dan penderita tuberculosis (TBC), dan penderita penyakit menular seksual. Saat ini menurut dia, seluruh ibu hamil di Kabupaten Bantul menjalani skrining HIV AIDS, sementara masih ada beberapa penderita TBC akan menjalani skrining dalam waktu dekat. 

“[Penderita] TB belum 100 persen [skrining] terutama anak-anak, namun sebagian besar sudah kami cek,” katanya. 

Menurut dia, bagi masyarakat yang reaktif terhadap  HIV AIDS dapat melakukan pemeriksaan di setiap puskesmas yang ada di Kabupaten Bantul. Menurutnya, saat ini diagnosa HIV AIDS dapat dilakukan di setiap puskesmas. 

Baca Juga: 18 Puskesmas di Jogja Jadi Rujukan Penanganan HIV/AIDS

Diketahui HIV merupakan virus yang menginfeksi sel darah putih yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS merupakan sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Orang yang terinfeksi HIV memerlukan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh. Penemuan kasus tersebut pada stadium awal dan segera mendapatkan pengobatan ARV, membuat seseorang tidak jatuh pada HIV stadium lanjut (AIDS).  

Sementara untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS, menurut dia, Dinkes Kabupaten Bantul menggandeng lintas stakeholder untuk dapat menggencarkan sosialisasi dan edukasi terkait penyebaran dan penanganan HIV/AIDS. Kemudian saat ini Dinkes Kabupaten Bantul bersama dengan beberapa stakeholder tengah merancang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan HIV/AIDS. Diperkirakan RAD tersebut dapat digunakan tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Gibran Membutuhkan NU untuk Membangun Bangsa

News
| Minggu, 28 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement