Advertisement
Tahun Depan, 6 Kalurahan di Kulonprogo Dapat Bantuan EWS

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Tahun depan Kabupaten Kulonprogo akan mendapat bantuan Early Warning System (EWS) melalui Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia atau Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang difasilitasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastawa mengatakan ada enam kalurahan yang mendapat bantuan EWS pada 2024. Keenam kalurahan tersebut masing-masing adalah Bugel, Karangwuni, Glagah, Jangkaran, Karangsewu, dan Banaran.
Advertisement
“Sebenarnya ada 10 kalurahan yang mendapat bantuan EWS. Tetapi karena ada keterbatasan anggaran maka baru diprioritaskan enam kalurahan yang bersentuhan langsung dengan pantai,” kata Budi, Rabu (6/12/2023).
Budi menambahkan sebenarnya kalurahan tersebut telah mendapat bantuan EWS. Hanya saja air laut membuat EWS cepat rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Hanya EWS milik BMKG di Kalurahan Glagah saja yang berfungsi. “Apalagi kalau ada ombak besar kan ada titik-titik air atau kremun yang kemudian terbawa angin. Sudah ada tujuh EWS yang rusak,” katanya.
Sebelumnya, Mantan Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan Kulonprogo membutuhkan 25 EWS dengan mengandaikan tiap satu kilometer satu EWS di sepanjang pantai di Kulonprogo.
Pengadaan EWS melalui APBD, kata dia, sulit dilakukan karena harganya yang mahal.
Sementara itu Lurah Glagah, Sigit Pramono mengaku EWS Tsunami beberapa bulan belakangan mengalami kendala. “Dulu setiap tanggal 26 [EWS] bunyi. Nah, ponsel-ponsel pejabat Pemerintah Kalurahan pasti bunyi kalau ada potensi tsunami. Berhubung itu [EWS] error, [notifikasi] ponsel juga error,” kata Sigit.
BACA JUGA: BPBD Sleman Maksimalkan Pengecekan EWS di Musim Hujan
Sigit menambahkan Kalurahan Glagah memiliki garis pantai sepanjang tiga kilometer. Dari garis pantai ke utara atau di dusun-dusun daerah pesisir, Pemkal telah membuat peta evakuasi apabila terjadi tsunami. “Ada tiga titik kumpul apabila terjadi tsunami yaitu di Balai Desa, SDN 3 Glagah, dan Gedung Admin Bandara YIA,” katanya.
Dari tiga titik kumpul tersebut, warga akan diarahkan ke Makam Girigondo, Kaligintung, Temon sebagai zona aman. Evakuasi ini penting untuk dipahami, pasalnya ada sekitar 2.900 kepala keluarga (KK) yang terancam tsunami di Kalurahan Glagah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Klarifikasi GoTo Terkait Mantan Petingginya Terseret Dugaan Korupsi Chromebook
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Kemantren Wirobrajan Gelar Lomba Daur Ulang Sampah, Hasilnya Jadi Baju hinga Kain Perca
- Hari Pertama Operasi Patuh Progo 2025, Polres Bantul Tindak 162 Pelanggar Lalu Lintas
- Beli Tas di Bandara YIA, Perempuan Asal Depok Dapat Mobil Listrik dari InJourney Airports
- Kunjungan Wisatawan ke di Bantul Menurun Drastis Selama Libur Sekolah, Ini Penyebabnya
- Polda DIY Libatkan 980 Personel Gabungan dalam Operasi Patuh Progo, Ini 7 Sasaran Razia
Advertisement
Advertisement