Advertisement

Promo November

BPBD Sleman Maksimalkan Pengecekan EWS di Musim Hujan

Jumali
Jum'at, 17 November 2023 - 16:57 WIB
Maya Herawati
BPBD Sleman Maksimalkan Pengecekan EWS di Musim Hujan Ilustrasi Pohon tumbang akibat angin kencang di wilayah Tempel, Sleman, beberapa waktu lalu. / Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman terus mengecek fungsi dari early warning sistem (EWS) atau sistem peringatan dini bencana di wilayahnya. Pengecekan ini dimasifkan menyusul kian dekatnya musim penghujan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan telah mengecek EWS. Hasilnya ada beberapa yang harus diperbaiki, karena kabel mengalami lecet, ada sarang semut dan sejumlah masalah lainnya. "Dan, semua yang memang harus diperbaiki, telah diperbaiki. Kami ingin memastikan EWS yang ada bisa beroperasional dengan optimal," katanya, Jumat (17/11/2023).

Advertisement

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan saat ini ada 31 EWS yang dipasang di sejumlah lokasi di Bumi Sembada. EWS itu saat ini ada di kawasan rawan bencana lereng Gunung Merapi dengan jumlah mencapai 28 unit. Sedangkan sisanya ada di sebagian wilayah Prambanan bagian atas. "Saat ini semua ok dan aman," jelasnya.

BACA JUGA: Teras Malioboro 2 Direlokasi, Gedung Mulai Dibangun Tahun Depan, Ini Lokasinya

Selain mengecek EWS, Bambang mengungkapkan jawatannya telah melakukan berbagai antisipasi potensi bencana hidrometeorologi. Di antaranya adalah menyiapkan peralatan dan meminta relawan bencana di tingkat kalurahan untuk memitigasi potensi bencana.

"Harapannya nanti mereka akan siap ketika ada bencana. Jika mengandalkan kami, personel kami kan terbatas," kata Bambang.

Selain potensi lahar banjir, Bambang menuturkan Sleman memiliki potensi bencana hidrometeorologi lainnya seperti tanah longsor dan puting beliung atau angin kencang. Ada potensi terjadinya petir dan pohon, tiang listrik serta baliho roboh. Oleh karena itu, jawatannya telah meminta ke masyarakat untuk melakukan pencegahan. Salah satunya adalah memangkas pohon-pohon rindang, menggali sumur resapan dan mengecek kembali drainase saluran air.

"Angin kencang juga harus diwaspadai. Kami minta pengendara untuk berhenti dan minggir dulu jika ada angin kencang," ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

News
| Minggu, 24 November 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement