Advertisement

Tak Mau Wisatawan Terpusat di Utara dan Timur, Pemkab Sleman Hidupkan Wisata di Sektor Barat

David Kurniawan
Kamis, 21 Desember 2023 - 19:57 WIB
Arief Junianto
Tak Mau Wisatawan Terpusat di Utara dan Timur, Pemkab Sleman Hidupkan Wisata di Sektor Barat Pengunjung menaiki wahana kereta mini di Desa Wisata Cibuk Kidul di Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman. Foto diambil Rabu (21/12/2023). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor pariwisata. Salah satunya dengan mengenalkan potensi wisata-wisata baru sehingga bisa menjadi alternatif kunjungan bagi para wisatawan.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan sektor wisata merupakan salah satu unggulan yang dimiliki pemkab. Upaya pengembangan terus dilakukan, khususnya berkaitan dengan desa wisata yang berbasis masyarakat.

Advertisement

Menurut dia, keberadan wisata alternatif ini sangat penting karena bisa memberikan pengalaman baru. Di sisi lain bertujuan agar kunjungan tidak terpusat di objek-objek wisata yang sudah terkenal seperti di kawasan Prambanan dan Kaliurang.

Dia mencontohkan, destinasi wisata alternatif yang dikembangkan adalah Desa Wisata Cibuk Kidul di Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman.

Menurut Kustini, di tempat ini sudah ada kelompok Masyarakat yang menggelolanya dengan keunggulan pemandangan alam pedesaan dan dilengkapi dengan wahana atraksi seperti kereta minim, kolam perikanan hingga laboratorium mina padi sebagai tembat wisata edukasi.

“Potensi-potensi ini yang terus digali. Tugas dari pemkab untuk mendampingi dan mempromosikan agar destinasi yang ada bisa dikenal sehingga banyak pengunjung berdatangan,” katanya.

Menurut dia, pengembangan wisata berbasis Masyarakat dapat memberikan dampak yang positif, khususnya untuk upaya mendorong kesejahteraan. “Keberadaan destinasi ini juga untuk menghidupkan wisata di Sleman barat,” katanya.

Tokoh Masyarakat di Padukuhan Cibuk Kidul, Widodo mengatakan, desa wisata yang dikelola bermula dari pengembangan mina padi di 2015 lalu.

Dia tidak menampik program ini mendapatkan pengakuan dari FAO berkaitan dengan program ketahanan pangan yang mengkombinasikan pertanian dengan pertanian. “Mina padi yang dikembangkan mencapai 25 hektare,” katanya.

BACA JUGA: Objek Wisata Lereng Merapi Disebut Masih Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru

Menurut dia, setelah pengembangan mina padi, lantas ada program pembuatan laboratorium mina padi. Tempat ini dibangun di lahan seluas 2.800 meter persegi untuk wisata edukasi mina padi.

Guna menarik minat pengunjung di sekitar lokasi juga ada dilengkapi wahana seperti kereta mini. Wahana ini bisa dicoba pengunjung untuk berkeliling di seputaran laboratorium mina padi.

“Selain mina padi juga ada wahana mina kolam, mina kalen dan lain sebagainya. Untuk kunjungan sudah ramai, khususnya saat libur akhir pekan atau saat masa liburan tiba,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Konsumsi Sabu, Artis Rio Reifan Ditetapkan Tersangka

News
| Senin, 29 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement