Advertisement
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di Gunungkidul Diklaim Naik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyampaikan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Gunungkidul naik pada 2023. Dibandingkan dengan IPLM 2022, ada kenaikan sebesar 18,37.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Gunungkidul, Arif Yahya mengatakan IPLM naik dari 2022 sebesar 55,02 menjadi 73,39 di 2023. Kenaikan ini tidak terlepas dari berbagai strategi yang dilakukan Pemkab.
Advertisement
Salah satu program terobosan yang telah dan sedang berjalan yaitu Lajang Cakap atau Layanan Antar Jemput Anak Gunungkidul Calon Kader Pemustaka. Pada awalnya, program tersebut tercetus ketika ada satu armada bus yang sudah lama tidak digunakan untuk layanan keliling.
“Dengan anggaran pemeliharaan, armada tersebut diperbaiki. Bagian dalam yang sebelumnya penuh dengan rak dan buku direstorasi sehingga memungkinkan untuk membawa anak-anak,” kata Arif ditemui di kantornya, Kamis (4/1/2024).
Arif menambahkan sebelum adanya program Lajang Cakap, anak-anak Gunungkidul khususnya anak usia dini sangat kesulitan mengakses layanan perpustakaan. Sebabnya mereka terkendala jarak yang jauh untuk pergi ke perpustakaan. Selain itu ada keterbatasan sarana yang dimiliki sehingga tingkat kunjungan ke perpustakaan masih terbatas pada sekolah yang dekat dengan lokasi perpustakaan.
BACA JUGA: Dampak Bencana Hirometeorologi DIY Terjadi di Ratusan Titik, Ini Daftarnya
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan telah menetapkan target dalam tiga tahun sejak 2023 melalui program tersebut. Tahun pertama mereka menyasar Kelompok Bermain (KB), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD). Tahun kedua, target ditambah pelajar jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tahun ketiga, target ditambah pelajar jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Kalau target lokasi sekolah untuk tahun 2023 itu yang terletak di kapanewon yang letaknya bisa dijangkau minibus dan elf Dispusip atau lokasi tidak menanjak dan tidak terlalu jauh dari pusat kota,” katanya.
Pada 2024, Dispusip menyasar sekolah yang terletak di kapanewon yang bisa dijangkau Minibus yang bersumber dari Danais. Kemudian pada 2025, sasaran ditetapkan lebih luas yaitu sekolah yang terletak di kapanewon terpencil atau daerah pinggiran.
Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul, Agung Wibawa mengatakan pendampingan Dispusip terhadap satuan pendidikan mengenai kegiatan literasi hanya terbatas pada jenjang SMP ke bawah.
“Kami bisa masuk ke jenjang SMA tapi lewat IPI [Ikatan Pustakawan Indonesia]. Bisa kami mengumpulkan petugas perpustakaan dan membuat program tertentu begitu,” kata Agung.
Agung menambahkan anggota IPI tidak terbatas pada pejabat daerah namun juga pustakawan tingkat desa. Melalui itu, pendampingan dapat dilakukan dengan tepat karena ada basis pengetahuan mengenai literasi sampai tingkat paling bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Aldika Rasakan Langsung Berbagai Manfaat Program JKN
- Info Stok Hari Ini dan Jadwal Donor Darah di DIY Besok 4 Mei 2024
- Unik! Nangka Muda Masuk 5 Besar Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kota Jogja
- President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
- Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer
Advertisement
Advertisement