Kolam Retensi Karangwuni Terbukti Efektif Tangkal Banjir saat Hujan Deras
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kolam retensi di Kalurahan Karangwuni, Wates sudah resmi beroperasi untuk menangkal banjir di kawasan Bandara YIA. Operasi antisipasi banjir dengan kolam retensi ini sudah terbukti efektif saat hujan deras sepekan terakhir.
Kapasitas kolam retensi ini dapat menampung 115.000 meter kubik air dari lima sungai untuk mencegah banjir. Pengaturan air dari lima sungai ini dikeluarkan secara bertahap ke Sungai Serang yang hilirnya laut selatan.
Advertisement
Lima sungai yang dikendalikan aliranya oleh kolam retensi ini antara lain Sungai Seling, Sungai Klaidengen, Sungai Kebo, Sungai Sindatan, dan Sungai Carik. Lima sungai itu memiliki hulu beragam seperti Sungai Seling dan Kalidengen yang hulunya di Kokap, lalu Sungai Kebo dan Sindatan dimana hulunya Kapanewon Temon, serta Sungai Carik yang hulunya di sekitar Kalurahan Karangwuni.
Kapasitas kolam retensi tersebut juga berdasarkan kajian kemungkinan banjir terbesar selama 100 tahun terakhir di kawasan Bandara YIA. "Kapasitas itu dari kajian dan anlisa mendalam, diputuskan berkapasitas 115.000 meter kubik karena mampu menanggulangi banjir dengan jumlah tersebut," kata Penata Teknik PPK Sungai Pantai II BBWSO, Djohar Ismail.
Baca Juga
Kolam Retensi Karangwuni Dilengkapi 2 Jogging Track, Begini Penampakannya
Lahan Warga Kulonprogo Terganggu Proyek Pengendali Banjir YIA, Warga Datangi Kontraktor
Hujan Deras, Tanggul di Kulonprogo Jebol
Djohar menjelaskan kolam retensi memiliki berbagai fasilitas dimana terdapat dua pompa yang berfungsi sebagai penyedot air dengan kapasitas 1.500 meter kubik per detik. "Yang dioperasikan hanya satu smenetara ini, satunya lagi untuk jaga-jaga jika pompa yang beroperasi ada kendala," terangnya.
Pemantauan terhadap efektivitas kolam retensi sudah dilakukan BBWSO, jelas Djohar, selama hampir dua pekan ini. "Diresmikan dan mulai beroperasi sejak 31 Desember kemarin, saat hujan deras beberapa hari terakhir terbukti efektif mengatur aliran air agar tidak banjir," ungkapnya.
Meskipun sudah diresmikan dan beroperasi, lanjut Djohar, kolam retensi ini masih dalam masa pemeliharaan kontraktor pembangunnya. "Kontraktor pembangunannya PT. PP merupakan BUMN, selama setahun kedepan masih dikelola mereka dalam rangka pemeliharaan. Setelah itu kemungkinan diserahkan ke BBWSO, atau nanti teknisnya seperti apa masih menunggu pembahasan," jelasnya.
Meskipun fungsi utamanya untuk penanggulangan banjir, menurut Djohar, BBWSO membuka kemungkinan kolam retensi jadi tempat wisata. "Karena di dalam kolam ada air mati yang mana air tak mengalir sebanyak 35.000 kubik, sehingga ada kemungkinan digunakan untuk rekreasi seperti perahu bebek begitu, yang terpenting keamanan dan keselamatan harus diupayakan," tandasnya.
Selain itu terpantau di pinggir kolam retensi juga sudah terbangun lintasan lari atau jogging track. Dimana dapat dimanfaatkan warga sekitar untuk berolahraga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tabrakan dengan Truk Boks di Jalan Tempel-Turi, Pengendara Motor Meninggal di Lokasi Kejadian
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
Advertisement
Advertisement