Advertisement

Angka Stunting di DIY Tahun Ini Ditarget Turun Menjadi 14 Persen, Ini Strategi yang Dilakukan

Abdul Hamied Razak
Senin, 15 Januari 2024 - 17:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Angka Stunting di DIY Tahun Ini Ditarget Turun Menjadi 14 Persen, Ini Strategi yang Dilakukan Kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Balai Aspirasi Masyarakat Sukamto Jalan Kaliurang Purwosari Sleman, Senin (15/1 - 2024).

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY menargetkan penurunan angka stunting dari 16,4% menjadi 14% pada tahun ini. Target tersebut bisa tercapai mana kala didukung dengan program yang baik serta mendapat dukungan dari seluruh steakholder dan masyarakat.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Rita Mariani mengatakan angka stunting di wilayah DIY hingga 2023 lalu tercatat 16,4%. Adapun target penurunan stunting pada 2024 ini mencapai 2,4% atau menjadi 14% membutuhkan komitmen yang luar biasa dari pemerintah daerah dan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Advertisement

"Untuk masalah stunting, wilayah DIY sebenarnya termasuk lima terendah se-Indonesia. Di daerah lain ada yang kasus stuntingnya masih 30 persen. Tahun 2024 ini ditargetkan turun menjadi 14 persen. Ini komitmen yang luar biasa dan kami optimis mampu menurunkan,” ujarnya di sela kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Balai Aspirasi Masyarakat Sukamto Jalan Kaliurang Purwosari Sleman, Senin (15/1/2024).

BACA JUGA: Duh, Area Stunting di Sleman Bergeser ke Kawasan Ekonomi Mampu, Kebiasaan Makan Jadi Biangnya

Dijelaskan Andi, berbagai upaya dilalukan oleh BKKBN untuk menurunkan angka stunting. Salah satunya melalui kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Sukamto Anggota Komisi IX DPR RI. Kegiatan tersebut, lanjut dia, diharapkan masyarakat bisa mengetahui apa itu stunting, apa dampaknya dan bagaimana mencegahnya.

"Di sini audiennya jelas dan lengkap, mulai orangtua, ibu-ibu hamil, dan mereka yang akan melangsungkan pernikahan. Kami berikan edukasi bersama Pak Sukamto. Alhamdulillah seluruh peserta antusias mengikuti," katanya.

Dia menambahkan persiapan untuk mencegah stunting harus dimulai sejak remaja. Mereka diberikan edukasi tidak menikah pada usia yang terlalu muda atau di bawah 21 tahun. Jika sudah menikah dan hamil supaya rutin memeriksakan kandungan ke Puskesmas. Para calon ibu juga mendapatkan pendampingan dari para kader pendamping. Di DIY ada sekitar 5.000 orang pendamping.

"Jadi banyak yang harus kita lakukan. Pemahaman stunting dan pencegahannya harus dimulai dari keluarga. Kami berharap mereka yang hadir tidak sekadar menerima materi edukasi tetapi juga bisa memahami dan mengimplementasikan," harapnya.

Sementara Anggota DPR RI asal DIY dari Fraksi PKB Sukamto menegaskan salah satu prinsip untuk bisa menurunkan angka stunting adalah jangan menikah terlalu muda atau terlalu tua di atas 35 tahun. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan remaja maupun ibu hamil untuk tidak lupa mengkonsumsi sayur dan buah. Keduanya sangat penting untuk menjaga kesehatan.

Para ibu hamil juga diingatkan untuk menjauhi makanan yang terlalu banyak mengandung garam atau gula. Hal itu merujuk dari hasil penelitian Kementerian Kesehatan di mana saat ini penyakit diabetes dan hipertensi terus mengalami kenaikan. "Jadi ibu hamil juga harus memerhatikan kebutuhan gizinya. Usahakan mengurangi makan mi karena banyak pengawet,” kata Caleg PKB dari Dapil Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten itu.

BACA JUGA: Penanganan Stunting di Indonesia Diklaim mencapai 18 Persen

Kabid K3 DP3AP2KB Sleman, Muhammad Daroji menambahkan kasus stunting menjadi perhatian karena terkait dengan program Indonesia Emas 2045. Penanganan stunting sejak dini, katanya, diharapkan bisa diwujudkan jika terbentuk generasi emas. Untuk itu, katanya, 1.000 hari pertama kehidupan atau biasa disebut fase emas dimulai sejak bayi di dalam kandungan, harus diperhatikan oleh para ibu hamil.

“Kami akan terus berupaya mencegah bayi lahir stunting, gagal tumbuh dan berkembang dengan terus melakukan edukasi agar asupan gizi para ibu hamil terpenuhi. Ketika asupan gizi tidak tercukupi maka berisiko anak menjadi stunting," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Diduga Beri Gratifikasi Rp100 Juta, Suami Maia Estianty Terseret Kasus Kepala Bea Cukai Yogyakarta

News
| Rabu, 15 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement