Advertisement
Warga Pesisir Budidayakan Lobster Pasir, DKP Bantul: Tidak Akan Ada Pencemaran
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul memastikan jika keberadaan demplot pembesaran lobster pasir di Dusun Tegalrejo, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul tidak akan membuat lingkungan sekitar tercemar.
DKP Bantul beralasan aktivitas di lokasi tidak menimbulkan limbah yang dibuang ke laut, sehingga tidak akan ada pencemaran lingkungan.
Advertisement
"Karena memang tidak ada limbah yang dibuang ke laut. Untuk air laut yang kita masukkan, kita putar lagi melalui keberadaan tiga kolam lainnya. Sedangkan untuk pakan berupa ikan rucah dikonsumsi bebek dan kucing. Sementara untuk pelet, kami ada kolam pengendapan. Jadi tidak akan ada pencemaran lingkungan," kata Pramahdiansyah, Pengelola Produksi Perikanan Tangkap DKP Bantul, Sabtu (20/1/2024).
BACA JUGA: Dampak Siklon Tropis Anggrek, Pantai Selatan Bantul Diserbu Sampah Kiriman
Menurut Pram, saat ini pembesaran lobster pasir melalui metode demplot masih terus berjalan di Dusun Tegalrejo, Kalurahan Srigading. Sebagai tahap awal, baru ada satu pengelola, yakni Sancoko. Di mana, di demplot milik Sancoko itu ada empat kolam pembesaran, dengan 25 lobster pasir di setiap kolam. Lobster pasir tersebut berasal dari hasil tangkapan nelayan di laut selatan.
"Lobster sendiri termasuk jenis hewan yang mudah beradaptasi. Pangan juga tersedia dengan mudah dan harga jualnya cukup tinggi," lanjut Pram.
Lebih detail, Pram mengungkapkan jika proses pembesaran lobster pasir di Dusun Tegalrejo tersebut belum selesai. Sebab, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan dari awal mula pembesaran sampai panen. Sedangkan yang saat ini berjalan baru memasuki 45 hari.
Oleh karena itu, kata Pram, pihaknya juga belum bisa memastikan apakah proses pembesaran di demplot tersebut akan berhasil dan dikembangkan. Sebab, dibutuhkan analisa usaha jika pembesaran lobster tersebut akan dikembangkan.
BACA JUGA: Begini Cara Mitigasi Dampak Siklon Tropis Anggrek Menurut Pakar Iklim UGM
"Kami kemarin diminta lanjutkan sampai ukuran minimal layak jual. Target kami per ekor 150 gram. Sejauh ini angka kehidupan dari demplot ini cukup tinggi. Dari 100 ekor yang kami besarkan, ada 9 yang mati. Sementara dari segi biaya, selama 45 hari ini kami hanya habis sekitar Rp700.000. Di mana Rp100.000 di antaranya adalah untuk pembelian bibit dari nelayan," ungkap Pram.
Sementara, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan budidaya lobster merupakan hal yang baru namun harus dicoba. Apalagi, Bantul memiliki kekayaan laut yang belum dioptimalkan.
"Jika budidaya lobster laut ini berhasil akan kita bentuk kelompok-kelompok pembudidaya lobster laut dengan harapan ekonomi akan meningkat disektor kelautan dan kesejahteraan nelayan," ucap Halim.
Halim berharap agar Dinas Kelautan dan Perikanan bisa mengoptimalkan pengelolaan kekayaan laut yang dimiliki oleh Bantul. "Untuk itu harus terus dikembangkan," harap Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jadwal Samsat Keliling Boyolali 29 April-5 Mei, Selasa di Klego dan Tamansari
- Bersama Bupati Blora, MN X Menikmati Satai di Mangkunegaran MakaN-MakaN
- Jadwal Samsat Keliling Klaten 29 April-5 Mei, Jumat di Jatinom dan Pedan
- Nonton Wayang Bereng Gibran, Yusril: Soal Politik Bisa Dijembatani Kebudayaan
Berita Pilihan
Advertisement
Kabar Susunan Kabinet Prabowo, Gerindra: Belum Ada yang Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Lengkap! Panduan Mencari Jalur Trans Jogja
- Museum Vredeburg Dipercantik, Ada Taman hingga Edupark Cocok untuk Bersantai hingga Swafoto
- Ritual Mitoni, Budaya Jawa Menjaga Ibu Hamil Agar Anak Lahir Sehat Bebas Stunting
- Pemkot Jogja Gelar Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Balai Kota
- SKIN+ dan SLIM+ Kini Hadir di Jogja City Mall
Advertisement
Advertisement