Badai Siklon Anggrek, BPBD DIY: Dampak Lebih Banyak di Selatan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyebut dampak Badai Anggrek atau Siklon Tropis Anggrek banyak terjadi di wilayah selatan. BPBD juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak panik.
Badai Anggrek diprediksi berlangsung di wilayah setempat sampai 22 Januari 2024. Cuaca ekstrem yang melanda DIY harus disiapkan dengan mitigasi dan kesiapsiagaan yang optimal.
Advertisement
Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan pihaknya sudah menyiapkan banyak unsur kebencanaan di setiap wilayah untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi akibat badai siklon tropis anggrek. Tidak hanya di kabupaten kota saja, relawan kebencanaan bahkan tersebar sampai ke tingkat kalurahan untuk mengantisipasi bencana.
"Para relawan di masing-masing kelurahan melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana akan menangani apabila terjadi dampak buruk, seperti misalnya pohon tumbang, tanah longsor dan bencana lain," kata Noviar, Minggu (21/1/1024).
BACA JUGA: Anak 13 Tahun Tenggelam saat Mandi di Kali Koteng Sedayu, Sore Ini Masih Dicari
Jika tidak tertangani, maka, potensi dari kabupaten/kota serta provinsi akan turun tangan. Upaya memaksimalkan relawan ini dilakukan mengingat banyaknya potensi pohon tumbang yang diprediksi akan terjadi. Selain itu beberapa titik wilayah di DIY juga dikenal rawan dengan potensi bencana alam.
“Kami bukan patroli, karena relawan di setiap lokasi sudah siaga. Misalnya ada pohon tumbang itu sudah terkondisi dengan relawan-relawan yang sudah langsung menangani di masing-masing lokasi kejadian," katanya.
Noviar menjelaskan, badai siklon anggrek diprediksi memang memberikan dampak negatif lebih banyak pada sisi selatan DIY. Masyarakat di sepanjang pantai selatan harus lebih waspada karena memang gelombang tinggi saat ini sudah naik hingga kurang lebih empat meter.
“Kami berharap tidak sampai ke banjir rob. Kalau banjir rob ini terjadi, nanti jangan sampai kejadian seperti 2018 dulu terulang. Itu yang kami khawatirkan,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi dan meminimalkan risiko badai siklon anggrek khususnya di pantai selatan Jogja, Noviar menghimbau nelayan untuk tidak melaut sampai 22 Januari mendatang atau sampai ada informasi terbaru dari BMKG. Untuk wisata pantai, Noviar menjelaskan, tidak ada penutupan. Namun, wisatawan diminta lebih waspada dan mengikuti imbauan petugas.
“Nelayan sudah kami peringatkan untuk tidak melaut pada 19-22 Januari. Kalau untuk wisata masih bisa, sepanjang masih memperhatikan himbauan petugas. Petugas Satlinmas Rescue sudah ada di pesisir selatan semua, untuk mengingatkan kalau ada wisatawan untuk tidak berenang dan mereka harus mematuhi itu,” kata Noviar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Anggaran Makan Bergizi Gratis di Gunungkidul Rp26 Miliar Masuk ke BTT APBD 2025
- Jelang Pemungutan Suara Pilkada, Fraksi Gerindra DIY Serukan Tindakan Tegas Praktik Money Politik
- Fadli Zon Janji Upayakan Pengembalian Manuskrip Kraton dari Inggris
- Dampak Kenaikan PPN 12 Persen bagi UMKM Menurut Pengamat Ekonomi UMY
- HUT Gembira Loka ke-71, Ribuan Peserta Ikuti GembiRun Loka
Advertisement
Advertisement