Advertisement
Luas Sawah di Sleman Makin Menyusut Imbas Gencarnya Pembangunan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman mencatat dalam kurun waktu empat tahun terakhir terdapat penyusutan luas sawah sebanyak 2.153 hektare. Alih fungsi terjadi untuk berbagai bangunan mulai dari perumahan hingga jalan tol.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan, tantangan di sektor pertanian tak hanya menghadapi anomali maupun cuaca ekstrem. Pasalnya, juga ada fakta bahwa luas lahan pertanian. Khususnya sawah di Sleman terus menyusut di setiap tahunnya.
Advertisement
Ia menggambarkan, luas baku sawah di 2029 mencapai 18.137 hektare. Namun demikian, dalam kurun waktu empat tahun atau tepatnya di 2023 jumlahnya terus berkurang dan tinggal menyisakan 15.984 hektare sawah.
“Dari 2019 sampai 2023, penyusutannya hampir mencapai 2.153 hektare,” kata Siti kepada wartawan, Minggu (29/1/2024).
Dia menjelaskan, data penyusutan ini berdasarkan rilis data yang dikeluarkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Adapun penyusutan terjadi karena alif fungsi lahan menjadi non pertanian.
Siti mencontohkan, adanya pembangunan yang massif membuat kebutuhan perumahan di Sleman meningkat. Meski tidak menyebut data secara rinci, namun hal ini ikut berdampak terhadap berkurangnya sawah di Kabupaten Sleman.
Di sisi lain, juga terkena dampak dari proyek strategis nasional untuk pembangunan tol Jogja-Solo maupun Jogja-Bawen. “Intinya ada perubahan fungsi dari sawah ke bangunan. Ada yang jadi perumahan, tapia da juga yang terdampak pembangunan tol,” katanya.
BACA JUGA: Dampak Kemarau Panjang di 2023, Produktivitas Padi di Sleman Turun
Dia menambahkan, secara akumulasi luas panen juga cenderung turun. Sebagai gambaran di 2022, luasan panen mencapai 42.353 hektare.
Adapun luas panen di 2023 sekitar 41.830 hektare. Turunnya luas panen juga berdampak terhadap produktivitas padi yang dihasilkan.
Tahun lalu gabah kering giling yang dihasilkan mencapai 251.250 ton. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian panen di 2022 seberat 256.708 ton.
“Gabah kering giling yang dihasilkan ada penurunan sekitar 5.000 ton di 2023 karena dampak dari kemarau Panjang yang terjadi,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Supramono mengatakan, terus berkomitmen untuk peningkatan produktivitas pertanian. Salah satu upaya dilakukan dengan memberikan bantuan alat-alat mesin pertanian (Alsintan)
“Kami komitmen untuk terus memberikan bantuan alsintan kepada petani di Sleman di setiap tahunnya,” kata.
Dia menjelaskan, untuk tahun ini sudah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp19 miliar guna membantu alsintas ke kelompok tani. Meski tidak menyebut secara rinci, ada banyak alat pertanian modern yang akan diberikan mulai dari hand tractor, treaser, mesin pemotong rumput, genset, mesin pompa, cultivator, kendaraan roda tiga dan lain sebagainya.
“Sudah masuk program dan kalau siap bisa segera diberikan ke kelompok tani yang masuk daftar penerima bantuan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenhub Bakal Cabut Izin PO Bus yang Kecelakaan di Subang Jika Melanggar
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rute dan Tarif Damri ke Bandara YIA Kulonprogo
- Top 7 News Harianjogja.com Minggu 12 Mei 2024: Kecelakaan Maut Bus Pariwisata, Kantong Parkir Resmi, Pekerja Tewas Diterkam Harimau
- Kemenag Jogja Berangkatkan 393 Calon Jamaah Haji, Usia Tertua 89 Tahun Termuda 20 Tahun
- Cuaca Jogja Panas Terik, Dinkes Ingatkan Masyarakat Antisipasi Heat Stroke
- Long Weekend, Saatnya Liburan! Ini Dia Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata Seru di Jogja
Advertisement
Advertisement