Advertisement

Promo November

Cerita-cerita Menarik dari Bangunan Gereja di Jogja

Sirojul Khafid
Selasa, 30 Januari 2024 - 11:17 WIB
Sunartono
Cerita-cerita Menarik dari Bangunan Gereja di Jogja Gereja Kidul Loji. - Instagram

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Lebih dari sebatas tempat beribadah, beberapa gereja di Jogja menjadi saksi dari perjalanan sejarah. Berkunjung ke gereja-gereja ini, membuat kita semakin sadar indahnya keberagaman.

Pembangunan gereja, dan juga tempat ibadah lain, seringkali berdasarkan perhitungan yang matang. Mulai dari bangunan, lokasi, sampai ornamen-ornamen lainnya. Lantaran akan menjadi tempat berkegiatan banyak orang, unsur keamanan dan keindahan menjadi hal-hal yang menjadi pertimbangan.

Advertisement

Pembangunan gereja yang melibatkan para ahli membuat bangunannya bisa bertahan sampai sekarang. Kita masih bisa melihatnya hari ini, dan belajar bagaimana sejarah berjalan. Meski bangunannya mati, tapi cerita yang ada bisa menghidupkannya.

Gereja Ganjuran

Awalnya, ada kebutuhan tempat ibadah bagi para karyawan pabrik gula dan masyarakat sekitar Ganjuran. Kemudian keluarga Schmutzer yang merupakan pemilik pabrik membangun gereja. Kecintaannya pada budaya Jawa diaplikasikan pada gereja tersebut.

BACA JUGA : Kabar Duka, Tokoh Musik Gerejawi Romo Prier Meninggal Dunia

Pembangunan Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran selesai pada 16 April 1924. Kala itu, inkulturasi budaya dalam bangunan gereja Katolik belum lumrah. Pembangunan rumah ibadah yang biasa disebut Gereja Ganjuran itu dianggap salah satu tonggak sejarah inkulturasi budaya Jawa dengan masyarakat Kristiani.

Di Gereja Ganjuran, terdapat juga relief pada altar yang menggambarkan pepohonan, bunga-bunga, tiga burung pemakan bangkai, dan dua rusa yang sedang minum dari sumber air yang memancarkan tujuh aliran air. Terdapat juga dua buah patung malaikat dengan corak Jawa dalam posisi menyembah. Gereja ini berada di Jalan Ganjuran, Jogodayoh, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 18 kilometer atau 34 menit berkendara dengan mobil.

Gua Maria Sendangsono

Asal-muasal tempat religi ini bermula sejak 14 Desember 1904. Kala itu, Romo Van Lith membaptis 171 warga setempat dengan air dari kedua pohon sono. Berlanjut pada 25 tahun kemudian, tepatnya 8 Desember 1929, Sendangsono resmi menjadi tempat penziarahan oleh Romo JB Prennthaler SJ. Adanya patung Bunda Maria di Sendangsono dipersembahkan oleh Ratu Spanyol.

Berlanjut pada 1945, Pemuda Katolik Indonesia berziarah ke Lourdes, Prancis. Dari sana, mereka membawa batu tempat penampakan Bunda Maria untuk ditanamkan di bawah kaki Bunda Maria Sendangsono. Itu salah satu alasan Sendangsono disebut Gua Maria Lourdes Sendang Sono.

Sendangsono dibangun secara bertahap sejak tahun 1974. Budayawan dan rohaniwan YB Mangunwijaya memberikan sentuhan arsitekturnya. Konsep pembangunan kompleks Sendangsono ini bernuansa Jawa yang ramah lingkungan. Bahan bangunannya memanfaatkan hasil alam. Tahun 1991, kompleks bangunan Sendangsono mendapat penghargaan arsitektur terbaik dari ikatan arsitek Indonesia.

Hingga kini, Goa Maria Sendangsono yang terletak di Banjaroyo, Kalibawang, Kulonprogo masih menjadi tempat ziarah. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 29 kilometer atau 54 menit berkendara dengan mobil.

Gereja Santo Franciscus Xaveriusa

Santo Franciscus Xaverius merupakan gereja tertua di Jogja. Penggunaan gereja yang juga dikenal dengan sebutan Gereja Kidul Loji ini berlangsung sejak 7 Juni 1871. Alamatnya berada di Jalan Panembahan Senopati Nomor 22, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Jogja. Dari pusat Kota Jogja, jaraknya sekitar 2 kilometer atau 6 menit berkendara dengan mobil.

BACA JUGA : Natal 2023, Ini Jadwal Perayaan Ekaristi di Seluruh Gereja Katolik Kabupaten Sleman

Penyebutan Gereja Kidul Loji lantaran posisinya yang berada di sisi Selatan kompleks loji atau bangunan milik Belanda. Sebelum Gereja Santo Fransiscus Xaverius Kidul Loji dibangun, Pater YB Palinckx, lebih dulu membangun pastoran. Nama Santo Fransiscus Xaverius kemudian digunakan sebagai cara untuk mengenang pembaptisan pertama yang dilakukan di tempat ini, yang terjadi pada tanggal 3 Desember 1812.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement