Advertisement

Suara PDIP Tak Selaras dengan Suara Ganjar-Mahfud, TKN Prabowo Beri Analisis

Yosef Leon
Jum'at, 16 Februari 2024 - 15:17 WIB
Arief Junianto
Suara PDIP Tak Selaras dengan Suara Ganjar-Mahfud, TKN Prabowo Beri Analisis Wakil Komandan Golf TKN Prabowo Gibran Supriyanto. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Gibran buka suara soal anomali perolehan suara PDIP yang tak selaras dengan capaian suara paslon mereka, Ganjar-Mahfud, terutama di kandang banteng.

Hal ini sekaligus membantah pernyataan sejumlah pihak yang meragukan kemenangan Prabowo-Gibran dan menganggap perolehan suara yang signifikan di markas PDIP tersebut akibat adanya kecurangan. 

Advertisement

Berdasarkan hitung cepat dari sejumlah lembaga survei di Pemilu 2024, PDIP berada di urutan nomor 1 berdasarkan perolehan suara pemilihan legislatif (Pileg). Sementara di pemilihan presiden (Pilpres) dan wakil presiden Ganjar-Mahfud berada di posisi ketiga. 

Seperti hasil hitungan cepat Indikator Politik Indonesia sampai dengan Kamis (15/2/2024) dengan data masuk mencapai 99,20 %. Suara Anies-Muhaimin mencapai 25.36%, Prabowo-Gibran 58.03% dan Ganjar-Mahfud sebesar 16.61%. 

Adapun hasil real count sementara KPU, hingga pukul 14.00 WIB, dari total 54,91% suara yang masuk, Prabowo-Gibran meraih suara 57%, Anies-Muhaimin 24,98%, dan Ganjar-Mahfud dengan 18,02%.

Sementara hasil Pileg dengan data masuk mencapai 95,43 % masih dari Indikator Politik Indonesia mencatat suara PDIP unggul dengan capaian 16,77 %, disusul Golkar 14,91 % kemudian Gerindra 13,49 %. 

Wakil Komandan Golf TKN. Prabowo Gibran Supriyanto menjelaskan kemenangan Prabowo Gibran di basis PDIP bukan anomali dan ada dugaan kecurangan seperti yang dikatakan oleh sejumlah pihak. 

Menurutnya, ada beberapa hal yang tidak disadari oleh petinggi PDIP meskipun dikatakan kandang banteng tetapi kemenangan PDIP di daerah basis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY tidak pernah mutlak atau lebih 50% sehingga Pilpres dan Pilkada sangat tergantung pada figur yang dicalonkan. 

"Bahkan di Bali yang paling tinggi persentase kemenangan PDIP dalam beberapa kali Pilkada dan Pilpres sebelum ada Jokowi juga calonnya kalah. Artinya antara Pileg, Pilpres dan Pilkada itu punya dinamika yang berbeda," jelasnya, Jumat (16/2/2024). 

Supriyanto menjelaskan, pada Pilpres 2014 perolehan suara Jokowi jauh di atas suara PDIP karena ada tambahan dukungan tambahan dari PKB, Nasdem dan kekuatan non partai dari relawan yang menggalang suara massa mengambang dan swing voter. 

Begitu juga dengan Pilpres 2019 perolehan suara Jokowi-Maruf jauh diatas suara PDIP karena tambahan suara partai pendukung koalisi seperti PKB, Golkar dan PPP sangat signifikan serta dukungan relawan Jokowi masih solid. "Pada Pilpres 2024 Ganjar-Mahfud hanya diusung dari partai parlemen PDIP dan PPP tetapi tulang punggung hanya PDIP karena di daerah basis Jawa Bali suara PPP tidak signifikan," ujarnya. 

BACA JUGA: Real Count KPU Tingkat Nasional, Prabowo-Gibran Unggul Dapat 29,6 Juta Suara

Kemudian pernyataan petinggi PDIP yang selalu meremehkan relawan, lanjut dia, membuat relawan yang selama ini berjuang memenangkan Jokowi dan PDIP beralih dukungan kepada Prabowo-Gibran yang didukung oleh koalisi mayoritas suara dan kursi di parlemen seperti Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat. 

"Petinggi PDIP lupa jika konstituen partai ini adalah wong cilik, kaum marhaen dan penggemar Jokowi. Jadi sangat logis jika kemudian perolehan suara PDIP turun dan pendukungnya ikut memilih Prabowo-Gibran yang melanjutkan program populis Jokowi," katanya. 

Supriyanto menambahkan, mestinya hasil Pemilu 2024 ini bisa menjadi evaluasi dan refleksi kenapa suara PDIP turun dan Ganjar-Mahfud jadi juru kunci, bukan menyalahkan pihak lain. "Kita hormati suara rakyat, dalam demokrasi suara rakyat adalah suara Tuhan vox populi vox dei dan sebagai partai nasionalis dapat memberikan dukungan pada tema rekonsiliasi dan persatuan nasional yang diusung Prabowo-Gibran," pungkasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Buru Penyebar Video Pembubaran Diskusi Refly Harun

News
| Minggu, 29 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement