Pemda DIY Pastikan Stok Beras di Wilayahnya Aman
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Pemda DIY menyatakan stok beras di wilayahnya dipastikan aman menjelang masuknya bulan Ramadan pada pertengahan Maret mendatang. Di bulan itu panen perdana padi untuk tahun 2024 dipastikan berlangsung sehingga stok beras akan kembali terkendali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sekda Beny Suharsono mengakui bahwasanya harga beras beberapa waktu belakangan memang melonjak cukup drastis di lapangan. Hal ini dikarenakan banyak beras di DIY yang disukai oleh daerah lain sehingga menyebabkan harganya menjadi fluktuatif. Di sisi lain permintaan terhadap beras juga tinggi, tetapi dia memastikan stoknya masih cukup.
Advertisement
BACA JUGA: Jaga Inflasi karena Beras Langka, Kemendag Perkuat Koordinasi
“Kita akan dorong agar ada operasi pasar mungkin dalam waktu dekat. Harus begitu karena stoknya itu ada, cuma stoknya kemana itu kan karena sirkulasi pasarnya cepat sekali,” kata Beny, Minggu (18/2/2024).
Menurut Beny, menjelang Ramadan nanti panen perdana padi di wilayah setempat juga mungkin akan dilaksanakan. Sebab lantaran musim penghujan yang mundur pada akhir tahun lalu petani mengundurkan masa tanam menjadi sebulan lebih lama menjadi Desember 2023, sehingga dipastikan masa panen akan datang pada Maret atau April nanti.
“Kan masih ada satu bulan lagi menjelang Ramadan, kita pastikan bahwa stok itu aman dan di sisi lain juga keterjangkauan harga,” jelasnya.
Dengan datangnya panen perdana padi di DIY pada Maret atau April mendatang hal itu tentu akan menambah stok beras di wilayah setempat. Pihaknya ingin agar menjelang masuknya bulan puasa harga komoditas sejumlah bahan pokok lainnya juga terkendali sehingga tidak memberatkan masyarakat.
“Seperti cabai dan yang lainnya kan biasanya cukup fluktuatif juga harganya, harapan kita menjelang puasa nanti bisa stabil,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap sejumlah daerah yang menjadi basis penghasil padi pada panen perdana nanti hasilnya bisa melimpah sehingga bisa untuk kebutuhan dalam DIY dan dijual ke luar daerah. Maka itu Beny menyebut bahwa peralihan lahan produktif ke bentuk lain yang sifatnya tidak diperlukan sebaiknya tidak dilakukan.
“Kita memang masih bertumpu pada Sleman dan Bantul untuk penghasil beras, makanya yang kita sepakati dengan kabupaten kota tidak boleh beralih ketika tidak diperlukan untuk beralih,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral, Siswa SMKN di Semarang Meninggal Dunia Diduga Ditembak Polisi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Kota Jogja Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Pilkada, Ini Caranya
- Tutup Kampanye, Harda KiswayaTerima Aspirasi Petani dan Warga Berbah
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 25 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Senin 25 November 2024: Di Kantor PJR Prambanan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Senin 25 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement