Advertisement
Ada Kasus Antraks di Gununkidul, DKPP Bantul Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul terus mewaspadai penyebaran kasus antraks di wilayahnya.
DKPP mengoptimalkan pengetatan pengawasan lalu lintas peternakan utamanya di daerah perbatasan dilakukan, menyusul adanya kasus antraks di Gunungkidul, pekan ini.
Advertisement
“Kami tentunya akan lebih mengetatkan pengawasab lalu lintas ternak, utamanya untuk daerah yang berbatasan dengan Gunungkidul,” kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, Jumat (8/3/2024).
Oleh karena itu, DKPP akan mengerahkan puskeswan di sejumlah kapanewon, seperti Dlingo, Imogiri, Pleret, dan Piyungan yang berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Petugas puskeswan akan turun dan mengawasi lalu lintas ternak.
Joko menyatakan, nantinya petugas akan memeriksa hewan ternak yang dibawa peternak maupun pedagang terkait surat kesehatan ternak dan asalnya.
“Jika berasal dari daerah risiko antraks maka akan kami larang masuk ke Bantul,” lanjut Joko.
BACA JUGA: BREAKING NEWS:Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul, Dinkes Terjunkan Tim Survei
Selain menerjunkan petugas puskeswan untuk melakukan pemeriksaan, petugas tersebut juga akan turun ke sejumlah pasar hewan seperti Pasar Hewan Imogiri. Sebab, di pasar tersebut setidaknya setiap hari pasaran ada 800 ekor sapi dan 800 ekor domba diperjual belikan.
“Petugas nanti juga akan turun di kandang kelompok, dan melakukan pemeriksaan hewan. Ini untuk antisipasi ada penyakit,” kata Joko.
Menurut Joko, sampai hari ini, DKPP belum mendapatkan adanya laporan terkait ternak yang mati mendadak di Bantul. Jika ada ternak yang sakit atau mati mendadak, DKPP meminta warga untuk segera melaporkannya ke puskeswan terdekat.
“Kami juga minta petani, peternak, pedagang dan penjagal jika membeli dan melihat ternak dari luar daerah tidak sehat segera melapor ke puskeswan terdekat dan dinas. Supaya langsung bisa ditangani,” ucap Joko.
Tak sampai disitu, Joko menyatakan DKPP juga telah masif melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak menyembelih dan mengonsumsi hewan ternak yang mati mendadak. Ini dilakukan untuk mencegah adanya kasus antraks dan penyebaran penyakit lainnya.
“Untuk di kandang, termasuk kandang kelompok, petugas juga telah meminta kepada peternak untuk selalu menjaga kebersihan hewan dan kandang,” ucap Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Fakta dari Laporan Kemenhub Soal Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang
- Bertalenta, KB TK Kristen Satya Wacana Salatiga Bawakan Pesona Budaya Indonesia
- Kisah Hidup Nunggal, Legenda Preman di Solo yang Disegani Kawan dan Lawan
- 41 Korban Meninggal akibat Banjir dan Longsor Lahar Hujan Gunung Marapi Sumbar
Berita Pilihan
Advertisement
Ikuti Afsel, Mesir Resmi Gugat Israel ke mahkamah Internasional
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenag Jogja Berangkatkan 393 Calon Jamaah Haji, Usia Tertua 89 Tahun Termuda 20 Tahun
- Cuaca Jogja Panas Terik, Dinkes Ingatkan Masyarakat Antisipasi Heat Stroke
- Long Weekend, Saatnya Liburan! Ini Dia Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata Seru di Jogja
- Liburan Usai, Berikut Jadwal KRL Jogja Solo Per Senin 13 Mei 2024, dari Stasiun Tugu
- Jadwal KRL Solo Jogja Awal Pekan Ini 13 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Palur
Advertisement
Advertisement