Advertisement

Ada Kasus Antraks di Gununkidul, DKPP Bantul Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak

Jumali
Jum'at, 08 Maret 2024 - 11:47 WIB
Ujang Hasanudin
Ada Kasus Antraks di Gununkidul, DKPP Bantul Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak Ilustrasi penjualan hewan kurban. - Bisnis/Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul terus mewaspadai penyebaran kasus antraks di wilayahnya.

DKPP mengoptimalkan pengetatan pengawasan lalu lintas peternakan utamanya di daerah perbatasan dilakukan, menyusul adanya kasus antraks di Gunungkidul, pekan ini.

Advertisement

“Kami tentunya akan lebih mengetatkan pengawasab lalu lintas ternak, utamanya untuk daerah yang berbatasan dengan Gunungkidul,” kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo, Jumat (8/3/2024).

Oleh karena itu, DKPP akan mengerahkan puskeswan di sejumlah kapanewon, seperti  Dlingo, Imogiri, Pleret, dan Piyungan yang berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Petugas puskeswan akan turun dan mengawasi lalu lintas ternak.

Joko menyatakan, nantinya petugas akan memeriksa hewan ternak yang dibawa peternak maupun pedagang terkait surat kesehatan ternak dan asalnya.

“Jika berasal dari daerah risiko antraks maka akan kami larang masuk ke Bantul,” lanjut Joko.

BACA JUGA: BREAKING NEWS:Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul, Dinkes Terjunkan Tim Survei

Selain menerjunkan petugas puskeswan untuk melakukan pemeriksaan, petugas tersebut juga akan turun ke sejumlah pasar hewan seperti Pasar Hewan Imogiri. Sebab, di pasar tersebut setidaknya setiap hari pasaran ada 800 ekor sapi dan 800 ekor domba diperjual belikan.

“Petugas nanti juga akan turun di kandang kelompok, dan melakukan pemeriksaan hewan. Ini untuk antisipasi ada penyakit,” kata Joko.

Menurut Joko, sampai hari ini, DKPP belum mendapatkan adanya laporan terkait ternak yang mati mendadak di Bantul. Jika ada ternak yang sakit atau mati mendadak, DKPP meminta warga untuk  segera melaporkannya ke puskeswan terdekat.

“Kami juga minta petani, peternak, pedagang dan penjagal jika membeli dan melihat ternak dari luar daerah tidak sehat segera melapor ke puskeswan terdekat dan dinas. Supaya langsung bisa ditangani,” ucap Joko.

Tak sampai disitu, Joko menyatakan DKPP juga telah masif melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak menyembelih dan mengonsumsi hewan ternak yang mati mendadak. Ini dilakukan untuk mencegah adanya kasus antraks dan penyebaran penyakit lainnya.

“Untuk di kandang, termasuk kandang kelompok, petugas juga telah meminta kepada peternak untuk selalu menjaga kebersihan hewan dan kandang,” ucap Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ikuti Afsel, Mesir Resmi Gugat Israel ke mahkamah Internasional

News
| Senin, 13 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Unik, Ada Lampu Bangjo Khusus Unta di Tengah Gurun Pasir

Wisata
| Sabtu, 11 Mei 2024, 18:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement