Kepastian Kasus Antraks di Sleman Masih Tunggu Hasil Uji Laboratorium
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman masih menunggu hasil uji laboratorium terkait dengan dugaan penularan antraks di perbatasan Sleman-Gunungkidul. Total hingga sekarang ada 26 warga yang menjalani uji serologi guna memastikan dugaan penularan tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan sejak ditemukannya dugaan kasus penularan antraks di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan langsung melakukan upaya pencegahan. Salah satunya dengan memberikan pengobatan kepada warga yang mengalami gejala-gejala sakit setelah mengkonsumsi daging dari hewan yang sekarat.
Advertisement
Selain itu, untuk kepastian kasus juga sudah mengambil sampel sebanyak 26 warga menjalani uji serologi. Meski demikian, ia mengakui hingga sekarang hasilnya belum diketahui. “Kami masih menunggu dan mudah-mudahan hasilnya negatif,” kata Yuli, Senin (11/3/2024).
Baca Juga
Kepastian Kasus Antraks di Sleman Masih Tunggu Hasil Uji Laboratorium
BREAKING NEWS:Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul, Dinkes Terjunkan Tim Survei
Antraks Muncul Lagi di Gunungkidul, Sekda Minta Warga Setop Kebiasaan Brandu
Menurut dia, adanya suspek antraks di Sleman juga pernah terjadi di 2023. Meksi tidak menyebut lokasi secara pasti, tapi Yuli mengatakan kejadian juga berada di wilayah perbatasan Sleman-Gunungkidul.
“Tahun lalu sempat ada suspek, tapi hasil warga yang dites negatif. Tapi, untuk yang sekarang kami masih menunggu hasil pengujian di laboratorium,” katanya.
Yuli menambahkan upaya observasi terus dilakukan terhadap warga yang menjadi suspek. “Tentu upaya pengawasan dan penanggulangan terus dilakukan sehingga kasusnya bisa terselesaikan,” katanya.
Senada diungkapkan oleh Lurah Gayamharjo, Parwoto. Menurut dia, proses observasi terhadap warga yang bergejala sakit terus dilakukan.
“Terus dipantau kesehatannya dan warga juga sudah diberikan obat-obatan untuk penyembuhan sesuai dengan gejala yang dialami,” katanya.
Menurut dia, dugaan kasus antraks merebak di wilayahnya tidak lepas adanya penyembelihan terhadap ternak yang sakit. Pada saat sekarat dilakukan penyembelihan dan dagingnya dibagi-bagikan ke warga. “Untuk detail kronologi kejadian bisa kontak ke Dukuh Kalinongko Kidul,” katanya.
Sebelumnya, Dukuh Kalinongko Kidul, Marjoko mengatakan kasus dugaan antraks muncul di perbatasan Sleman-Gunungkidul. Yakni di Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari dengan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Prambanan. Kejadian bermula dari praktik brandu hewan yang mati secara mendadak dari salah satu warganya. “Total ada satu sapi dan enam ekor kambing yang mati mendadak. Ini dimiliki oleh salah seorang warga di Kalinongko Kidul,” kata Marjoko kepada wartawan, Jumat (8/3/2024).
Dia menjelaskan beberapa hari sebelum pemilu ada empat ekor kambing yang. Kambing yang mati pertama langsung dikuburkan karena sudah diketemukan tak bernyawa.
Namun, lanjut Marjoko, untuk tiga kambing lainnya sempat disembelih pada saat keadaan kritis. Selanjutnya, pada 13 Februari malam sapi yang dimiliki sakit dan sebelum mati disembelih untuk kemudian dagingnya dibagi-bagikan ke warga.
“Terakhir kambing mati terjadi pada 24 Februari 2024 dan dagingnya dibrandu oleh warga di Kayoman, Serut, Gedangsari. Total yang mati enam kambing dan seekor sapi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
Advertisement
Advertisement