Advertisement

Masuki Panen Raya, Pemkab Sleman Targetkan Tambahan Beras Sebanyak 46.924 Ton

David Kurniawan
Selasa, 12 Maret 2024 - 21:37 WIB
Maya Herawati
Masuki Panen Raya, Pemkab Sleman Targetkan Tambahan Beras Sebanyak 46.924 Ton Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian mencatat mulai Maret ini, petani di Sleman mulai memasuki panen raya. Diharapkan masa panen ini menambah stok beras sebanyak 46.924 ton.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan adanya kemarau Panjang di 2023 berdampak terhadap sektor pertanian. Hal ini dikarenakan masa tanam mengalami kemunduran sehingga panen raya ikut mundur.

Advertisement

Diperkirakan luas lahan yang mengalami kemunduran untuk menanam padi mencapai 10.000 hektare karena baru direalisasikan di awal 2024. “Harusnya penanaman bisa dilakukan mulai Oktober hingga Desember, tetapi realisasinya baru pada Januari dan Februari 2024,” kata Suparmono, Selasa (12/3/2024).

Meski mundur, ia mengakui pada saat sekarang di Kabupaten Sleman sudah memasuki masa panen raya. Diperkirakan masa panen akan berlangsung hingga akhir April mendatang. “Sudah mulai panen, tapi puncaknya terjadi pada April. Memang untuk Januari dan Februari sudah ada yang panen, tetapi luasannya masih relatif kecil,” katanya.

BACA JUGA: Polres Gunungkidul Menyisir Ruas Jalan Rawan Selama Bulan Puasa

Suparmono mengungkapkan untuk panen di bulan ini diperkirakan seluas 4.051 hektare. Diharapkan dengan total luas lahan ini mampu memproduksi beras 15.071 ton.

Adapun April yang menjadi puncak panen ada padi seluas 6.868 hektare yang siap dipetik hasilnya. “Untuk April kami perkirakan bisa menghasilkan beras sebera 25.553 ton,” kata Suparmono.

Dia berharap dengan masa panen ini, maka ada tambahan produksi beras sebesar 46.924 ton. Jumlah tersebut merupakan akumulasi hasil panen dari Januari-April mendatang.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah mengatakan luasan sawah di Sleman terus menyusut. Hal ini menjadi tantangan untuk tetap bisa menjaga produktivitas padi untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan dengan pemakaian bibit unggul serta pengembangan varietas padi yang masa tanamnya lebih pendek. Biasanya, lanjut Siti, padi ditanam hingga panen memerlukan waktu sekitar hampir empat bulan sehingga dalam setahun hanya panen tiga kali.

Namun demikian, ia mengaku saat ini sudah ada varietas unggul dengan masa panen yang lebih pendek. Jenis benih yang dikembangkan adalah varietas Pajajaran MD 70 dan Siliwangi.

Padi jenis ini sudah mulai diujicoba di Kapanewon Prambanan di 2023. Total lahan yang ditanam seluas 118 hektare.

“Ini yang coba dikembangkan. Di 2024 ada lahan seluas 1.414 hektare yang ditanam padi berusia pendek dan terdistribusi di sejumlah kapanewon seperti Kalasan, Prambanan, Godean dan lainnya,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Sebut Ada 29 Perusahaan Singapura Berinvestasi di IKN

News
| Senin, 29 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement