Advertisement

Sultan Jogja Heran, Sapi Mati Malah Dipotong dan Daging Dibagikan: Lha Yo pie?

Lugas Subarkah
Jum'at, 15 Maret 2024 - 09:17 WIB
Sunartono
Sultan Jogja Heran, Sapi Mati Malah Dipotong dan Daging Dibagikan: Lha Yo pie? Gubernur DIY, Sri Sultan HB X memberikan keterangan kepada wartawan, Senin (12/2/2024). - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono mengaku heran dengan tindakan masyarakat yang nekat memotong sapi mati kemudian dibagi-bagikan dagingnya atau dikenal dengan istilah brandu. Sultan meminta agar warga tidak lagi melakukan hal tersebut karena berpotensi memicu penyebaran antraks.

“Makanya itu saya herannya disitu. Makanya tadi saya ngasih catatan ke dinas kesehatan sama pertanian, kenapa selalu berulang begitu. Mungkin perlu literasi yang baik kepada masyarakat peternak ya, bagaimana untuk jaga ternak dan jaga dirinya dari kemungkinan antraks,” kata Sultan, Kamis (14/3/2024).

Advertisement

BACA JUGA : Antraks Muncul Lagi di Gunungkidul, Sekda Minta Warga Setop Kebiasaan Brandu

HB X berpesan kepada masyarakat khususnya peternak agar lebih mencermati kondisi hewan ternaknya. Ketika hewan ternak tampak tidak sehat tau lemas sebaiknya segera diobati. Bukan malah disembelih lalu dagingnya dibagi-bagikan. Ia meyakini para peternak memahami setiap kondisi ternaknya ketika bergejala tidak sehat.

“Ya mesti kalau ada, mosok peternak sapi enggak paham kalau sapinya nglentruk diem saja, lemes, tidak curiga kan enggak mungkin. Mestinya ya diobati, tapi jangan [yang mati] malah dipotong karena [dengan alasan] sayang [tidak mau rugi]. Lha yo pie?” ungkapnya.

Dalam kasus yang terjadi di Gayamharjo, Prambanan, Sleman dan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul selama Februari-Maret 2024 ini, sudah ada sejumlah sapi dan kambing yang mati bergejala antraks, 43 orang suspek antraks dan 53 orang diambil sampelnya.

Sultan memastikan kasus tersebut sudah tertangani dengan baik, sehingga belum perlu diterapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). “Saya kira belum [untuk ditetapkan [KLB], kecuali kalau memang ada dasar berkembang gitu. Kalau enggak, bisa terlokalisasi kan lebih baik,” ujarnya.

BACA JUGA : Kasus Antraks, Bupati Sleman Minta Segera Dilakukan Vaksinasi Ternak

Ia berharap dengan berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh pihak-pihak terkait dapat menyelesaikan kasus antraks ini dan tidak menyebar ke lokasi lain. “Ya semoga apa yang sudah kita tangani yang Sleman juga cepat selesai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hujan Lebat dan Banjir Tewaskan 76 Orang di Kenya

News
| Minggu, 28 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement