Kasus Antraks Muncul, Pedagang Daging Diminta Tidak Sembarangan Terima Daging
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Meski ada temuan antraks di Sleman, harga daging sapi di pasaran terbilang stabil. Masyarakat diimbau tidak tergiur dengan daging yang dijual kelewat murah dan tidak jelas asal usulnya.
Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Astuti berharap para pedagang menjual daging yang dipotong dari Rumah Potong Hewan (RPH) resmi. Hal ini untuk mencegah peredaran daging yang tidak melewati pengecekan kesehatan dan tidak mengantongi dokumen yang jelas.
Advertisement
"Bagi pedagang agar menerima daging yang dari rumah pemotongan hewan resmi ya. Artinya RPH yang sudah mendapatkan sertifikasi dari Dinas Pertanian," kata Nia, Minggu (17/3/2024).
Tak hanya bagi para pedagang, kesadaran juga harus tumbuh di kalangan masyarakat. Salah satunya agar tidak tergiur dengan harga daging murah tatapi asal usulnya tidak jelas.
"Masyarakat lebih mempelajari atau selektif untuk memilih daging-daging yang ada di pasar. Jangan terpengaruh dengan harga murah tapi dagingnya itu tidak aman di konsumsi," tegasnya.
Rapat koordinasi lintas sektoral untuk mengantisipasi penyebaran antraks disebutkan Nia juga telah dilakukan. Di setiap pos masuknya hewan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman akan melakukan pengawasan. Cara ini diharapkan dapat mencegah ternak bergejala antraks masuk. Upaya ini juga memastikan ternak yang masuk di RPH dan dagingnya nanti dijual di pasaran merupakan daging yang sehat.
"Tim dari Dinas Pertanian memantau untuk penjualan daging sapi yang ada di pasar-pasar apakah ada tanda-tanda itu dari sapi yang mengandung antraks atau bukan," tegasnya.
Meski diterpa isu antraks dan memasuki bulan ramadan, harga daging sapi di Sleman masih stabil. Tidak ada kenaikan atau penurunan signifikan pasca merebaknya isu antraks. Harga daging sapi masih di seputaran Rp140.000 per kilogramnya. "Untuk saat ini pengamatan kami biasa. Artinya daging sapi permintaannya masih belum naik juga belum turun," ungkapnya.
Tren konsumsi daging sapi dalam masa ramadan diungkapkan Nia juga tidak terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan harga daging cenderung stabil. "Masyarakat untuk pemanfaatan daging sapi dalam masa ramadan tidak terlalu tinggi juga Jadi belum signifikan untuk mempengaruhi," tegasnya.
BACA JUGA: Kasus Antraks Kembali Muncul, Masyarakat Diingatkan untuk Tidak Tergiur dengan Harga Daging Murah
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono menjelaskan untuk memastikan ada tidaknya antraks, sampel darah dan tanah di Kalinongko Kidul, Gayamharjo diambil. Hasil pemeriksaan BBVet Wates menemukan bahwa sampel yang diuji postif antraks. "Hasilnya sudah keluar dan memang positif," tutur Suparmono.
Sejak 2 Februari hingga 7 Maret 2024 ada sembilan ternak milik dua warga Kalinongko yang mati secara mendadak. Jumlah tersebut terdiri dari enam kambing dan seekor sapi milik Wagiman di RT 05 dan dua ekor kambing lainnya merupakan milik Warno Miharjo.
"Yang mati pertama dikubur. Tetapi, untuk yang mati berikutnya saat sekarat disembelih kemudian dagingnya dibagikan ke warga. Tetapi ada juga satu ekor kambing milik Warno Miharjo yang mati kemudian dibuang ke sungai," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement