Advertisement
Pemkot Jogja Intensifkan Pengawasan Daging jelang Lebaran 2025

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja meningkatkan pengawasan keamanan daging di pasar tradisional untuk mencegah peredaran daging yang tidak memenuhi standar higiene dan sanitasi menjelang Lebaran 2025.
"Selain dilakukan pengawasan, pelaku usaha juga mengikuti pemeriksaan produk pangan asal hewan dengan her keuring yang ada di Pos Herkeuring RPH Giwangan," ujar Ketua Tim Kerja Pengawasan Mutu Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja Yuanita Ari Astuti , Rabu (19/3/2025).
Advertisement
Sejak awal Ramadan, menurut dia, jumlah daging yang masuk ke Kota Jogja meningkat signifikan, sehingga pengawasan dilakukan lebih ketat, terutama di pasar-pasar utama, seperti Pasar Beringharjo, Pathuk, Kranggan, Sentul, dan Kotagede.
Pengawasan dilakukan bersama Dinas Perdagangan dan Satpol PP pada Rabu (19/3) dini hari, mulai pukul 03.00 WIB.
"Hasilnya, tidak ditemukan pelanggaran yang berkaitan dengan Perda Kota Jogja Nomor 21 Tahun 2009 tentang Pemotongan Hewan dan Penanganan Daging," ujarnya.
Berdasarkan data DPP Kota Jogja hingga 18 Maret 2025, rata-rata daging sapi yang masuk ke kota ini mencapai 2.650 kilogram per hari, sementara daging babi mencapai 1.700 kilogram per hari. Seluruh daging tersebut dipastikan telah melewati pemeriksaan di Pos Herkeuring RPH Giwangan.
Saat ini, sebanyak 24 pelaku usaha telah terdaftar membawa daging dari luar daerah melalui posko tersebut.
Selain melakukan pengawasan, kata Ari, pihaknya juga memberikan edukasi kepada pedagang terkait standar kebersihan dan higiene, seperti pemisahan daging dan jeroan, kebersihan alat potong, serta penggunaan celemek dan sarung tangan bagi penjual.
Medik Veteriner Pertama DPP Kota Jogja Praditya menekankan pentingnya pengawasan ketat untuk mencegah pencemaran bakteri berbahaya seperti Bacillus dan Staphylococcus yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
"Saat ini, uji laboratorium yang bisa kami lakukan masih terbatas pada total plate count (TPC), yang hanya menghitung jumlah bakteri tanpa mengidentifikasi spesiesnya. Kami berharap ke depan dapat melakukan uji isolasi bakteri yang lebih spesifik agar potensi bahaya kesehatan bisa dipetakan lebih jelas," katanya.
Sebagai langkah tambahan, DPP juga menggelar uji spesies menggunakan spesies test kit di Pasar Beringharjo dan Pasar Kotagede untuk memastikan tidak ada pemalsuan daging.
Hasilnya, kata dia, menunjukkan bahwa daging yang diperjualbelikan di dua pasar tersebut bebas dari kontaminasi bakteri berbahaya.
Terkait dengan penggilingan daging non-halal, Praditya mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Kota Yogyakarta belum memiliki tempat penggilingan daging yang secara khusus menangani daging non-halal.
"Harapannya, para penggilingan daging dapat lebih tertib dan menjaga kualitas serta kehalalan produk yang mereka hasilkan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

BPOM Klaim Latih 100 Ribu Orang untuk Perkuat Keamanan Pangan
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes DIY Perkuat Pengawasan Higiene SPPG Pasca Kasus Keracunan
- Festival Lampion Terbang Jogja Siap Terangi Langit Goa Cemara
- Gelapkan Gaji 20 Karyawan, Staf HRD Ditangkap Polsek Pundong Bantul
- Pemkab Gunungkidul Luncurkan 10 Inovasi Layanan Sosial
- DPRD DIY Janji Teruskan Aspirasi Pengemudi Ojek Online ke Pusat
Advertisement
Advertisement