Advertisement

Hasilkan Panen Ikan Nila 4 Kali Lipat, Ini Rahasia yang Dikembangkan Pemkab Sleman

David Kurniawan
Senin, 18 Maret 2024 - 16:57 WIB
Sunartono
Hasilkan Panen Ikan Nila 4 Kali Lipat, Ini Rahasia yang Dikembangkan Pemkab Sleman Panen ikan nila. - Ist/dok

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas budidaya perikanan darat. Salah satunya dengan pengembangan Sistem Budidaya Nila dengan Kincir Air (Sibudi Dikucir).

Inovasi ini diklaim dapat meningkatkan produktivitas budidaya nilai hingga empat kali lipat dibandingkan dengan metode yang biasa. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, Teknik Sibudi Kucir sudah dikenal sejak 2016 lalu.

Advertisement

Metode budidaya ini memanfaatkan kolam ikan nila dengan bantuan kincir air. Program juga sudah dijalankan, salah satunya dengan memberikan bantuan kepada Kelompok Mina Makmur Kedungprahu di Kalurahan Sendangrejo, Minggir.

BACA JUGA : DKP Kulonprogo Tegaskan Nila, Lele dan Tombro Tak Boleh Ditebar di Sungai, Program Jaga Kaliku Diteruskan

“Bantuan kami berikan November 2023 lalu. Ada benih nilai 109 kilogram, satu genset, satu kincir air dan makanan ikan 41 sak,” kata Suparmono kepada wartawan, Senin (18/3/2024).

Menurut dia, program berhasil karena setelah pemeliharaan dilakukan selama tiga bulan, budidaya kelompok ini sudah membuahkan hasil yang optimal. Berdasarkan panen yang dilakukan tercatat memeroleh ikan nila seberat 1,05 ton.

Adapun hasilnya juga sudah dipasarkan dengan harga Rp25.500 per kilogram sehingga total omset yang diperoleh sebesar Rp26,7 juta. Ia menilai, program Sibudi Dikucir ini memiliki prospek bisnis yang baik karena pengelola tetap mendapatkan untung.

“Total biaya pemeliharaan yang dikeluarkan untuk budidaya selama tiga bulan sebesar Rp20,1 juta. Jadi, masih ada untung sekitar Rp6,57 juta sekali panen,” katanya.

Menurut dia, dengan perhitungan yang dilkukan, dengan metode Sibudi Sikucir mampu meningkatkan produktivitas sebanyak delapan sampai sepuluh kilogram untuk setiap meter perseginya. Hal ini diperoleh dari penambahan padat tebat benih yang meencapai 40 ekor per meter persegi.

“Peningkatan produktivitas didukung oleh kualitas media air kolam yang sesuai untuk pertumbuhan, meskipun dengan kepadatan tinggi,” katanya.

Suparmono memastikan upaya pengembangan budidaya ini akan terus dilaksanakan. Diharapkan dengan program tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya.

BACA JUGA : Produksi Ikan Hasil Budi Daya di Sleman Menurun

Terpisah, Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mina Taruna di Kalurahan Sidomoyo, Godean, Wahyu Hidayat mengatakan, sistem budidaya ikan nila dengan sistem kincir memiliki banyak keuntungan. Salah satunya dengan adanya gemericik dari motor kincir dapat menambah pasokan oksigen dalam kolam.

Sebagai dampaknya, potensi kematian ikan budidaya semakin bisa dikurangi sehingga produktivitasnya dapat lebih dimaksimalkan. “Yang tak kalah penting dengan sistem kincir, maka panennya bisa stabil karena tidak terpengaruh musim. Baik itu musim kemarau atau penghujan, rata-rata hasilnya sama,” katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement