Terungkap! Pengusaha Kuliner Skala Besar di Sleman Pakai Gas Bersubsidi, 1 Titik Ditemukan 16 Tabung
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman menemukan masih banyaknya pengusaha kuliner skala besar nekat menggunakan gas bersubsidi kemasan tiga kilogram (Gas Melon) untuk menjalankan usahanya. Hal ini terlihat dari pengawasan distribusi yang dilaksanakan secara dengan melibatkan Pertamina dan Hiswana Migas.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Setda Sleman, Suyanto mengatakan, Pemkab Sleman terus berupaya memastikan distribusi gas melon agar bisa tepat sasaran, sesuai dengan peruntukannya. Gas bersubsidi ini hanya dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Advertisement
BACA JUGA : Duh, Restoran dan Rumah Makan di Sleman Masih Banyak yang Pakai Gas Melon
Ia menuturkan dengan kepastian distribusi yang tepat, maka stok di pasaranya juga tersedia. Adanya penyalahgunaan bisa mengakibatkan terjadinya kelangkaan yang berujung pada naiknya harga jual gas melon di pasaran.
Menurut dia, ada indikasi penyelewengan sehingga perlu dilaksanakan monitoring dan pengawasan berkala. Suyanto mencontohkan, hasil monitoring di Agustus 2023, realisasi penyaluran gas melon telah mengalami over kuota sebanyak 13% dari jatah yang dimiliki.
“Makanya dilakukan pengawasan dengan cara inspeksi mendadak ke usaha kuliner yang besar-besar,” kata Suyanto kepada wartawan, Rabu (20/3/2024).
Sidak akan dilakukan secara berkala. Kegiatan terakhir dilaksanakan pada akhir 2023 dengan menyasar 13 rumah makan. Adapun hasilnya ditemukan enam rumah makan yang masih menggunakan gas bersubsidi. “Aturannya tidak boleh. Total yang ditemukan ada 65 tabung gas melon. Di setiap titiknya, tidak hanya ditemukan satu atau dua tabung, tapi ada yang sampai 16-17 tabung,” katanya.
Temuan ini ditindaklanjuti dengan menyita tabung gas bersubsidi dengan menggantinya dengan yang tidak bersubsidi. “Langsung diambil dan diganti dengan tabung kemasan lima kilogram yang nonsubsidi,” ungkapnya.
BACA JUGA : Jelang Ramadan, Pemkab Bantul Klaim Stok Gas Melon Aman
Suyanto menambahkan, adanya pengusaha kuliner nakal ini tidak hanya disebabkan inisiatif dari pemilik. Namun demikian, ia mengakui berdasarkan temuan di lapangan ada juga penyalur yang nakal menawarkan untuk memasok gas melon untuk menjalankan usahanya.
“Akan terus kami pantau dan jelang Lebaran, sidak akan kembali digelar dengan melibatkan Pertamina dan Hiswana Migas,” katanya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setda Sleman, Haris Martapa mengatakan, komoditas gas merupakan salah satu dari 13 item kebutuhan pokok yang terus dilakukan pengendalian di pasaran. Hal ini menjadi bagian untuk memastikan keberadaan stok dan distribusi ke Masyarakat berjalan dengan lancar.
Menurut dia, berkaitan dengan penyaluran gas melon sudah ada upaya pengendalian yang dijalankan oleh Pertamina dan Hiswana Migas. Salah satunya dengan pembelian menggunakan fotokopi KTP di setiap pangkalan. “Tentunya kami akan terus lakukan pengawasan agar penyaluran dapat tepat sasaran,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
Advertisement
Advertisement