Uji Laboratorium 26 Warga Suspek Antraks di Gayamharjo Sleman Sudah Terbit, Ini Hasilnya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman memastikan tidak ada kasus penularan antraks ke manusia. Hal ini terlihat dari uji serologi terhadap 26 warga di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Sleman yang hasilnya negatif.
Kepala Bidang Pecegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yulianti mengatakan, pasca-adanya temuan kasus antraks di Kalinongko Kidul ada upaya pengecekan kesehatan ke 26 yang mengalami gejala, usai mengkonsumsi daging dari ternak sakit yang dibrandu. Pengecekan dengan pengambilan sampel untuk diuji serologi.
Advertisement
BACA JUGA : Dinas Pertanian DIY Mengklaim Tak Ada Lagi Ternak Mati Akibat Antraks
Ia memastikan dari hasil pengecekan tersebut dipastikan tidak ada warga yang tertular penyakit antraks. Pasalnya, penyakit ini masuk golongan zoonosis yang memungkinkan adanya penularan dari hewan ke manusia.
“Sudah keluar hasilnya dan semua warga yang dites dinyatakan negatif antraks,” kata Yuli, sapaan akrabnya kepada wartawan, Jumat (22/3/2024).
Meski dinyatakan tidak ada yang tertular, upaya pengawasan terhadap Kesehatan para warga ini terus dilakukan. Untuk pelaksanaannya dengan melibatkan tenaga medis dari puskemas di Prambanan.
“Tentu kita terus awasi secara berkala untuk memastikan semua warga dalam kondisi sehat,” ungkapnya.
Selain itu, upaya sosialisasi ke masyarakat berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit antraks. Salah satunya dengan memberikan edukasi tentang bahayanya mengkonsumsi daging yang berasal dari ternak yang sakit atau mati secara mendadak.
BACA JUGA : Ratusan Ternak di Gayamharjo Sleman Mulai Divaksin Antraks
“Sosialisasi penting guna memastikan warga mengetahui bahaya penyakit antraks dan upaya pencegahannya seperti apa sehingga kasus yang terjadi pada ternak tidak terulang,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono mengatakan, ternak warga di Kalinongko Kidul dipastikan ada yang positif penyakit antraks. Kepastian berdasarkan hasil uji sampel tanah di lokasi sekitar rumah warga yang ternaknya mati secara mendadak.
Menurut dia, sudah ada berbagai upaya untuk pencegahan dan penagulangan agar kasus tidak semakin menyebar. Langkah pertama dengan memberikan sosialisasi ke Masyarakat tentang bahaya penyakit antraks.
Guna mencegah adanya ternak mati tambahan, di sekitar lokasi temuan kasus juga sudah diberikan suntikan anti biotik terhadap ternak warga. Ia mengklaim sejak temuan kasus kematian ternak pada 7 Maret, hingga sekarang sudah tidak ditemukan lagi.
“Program vaksinasi juga sudah dijalankan dengan sasaran ternak di zona kuning yang nantinya dilanjutkan ke lokasi zona merah. Vaksinasi akan dijalankan selama sepuluh tahun dengan pemberian vaksin dalam setahun dua kali,” katanya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyatakan komitmennya untuk pencegahan dan penanggulangan antraks di Bumi Sembada. Ia meminta program vaksinasi bisa dioptimalkan sehingga penyebaran kasus dapat benar-benar dikendalikan.
Selain itu, ia meminta kepada Masyarakat untuk melaporkan setiap kejadian ternak sakit ke pos Kesehatan hewan terdekat. “Jangan disembelih karena bisa menjadi penyebab penyebaran penyakit. Kalau ada yang sakit segera laporkan agar bisa secepatnya ditangani,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement