Advertisement

Rencana Pembangunan TPS Sementara di Srimartani Bantul Terancam Gagal

Jumali
Rabu, 27 Maret 2024 - 12:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Rencana Pembangunan TPS Sementara di Srimartani Bantul Terancam Gagal Sejumlah sampah menumpuk di timur Jembatan Gembiraloka Zoo, Gedongkuning, Banguntapan, beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL— Keinginan Pemkab Bantul untuk membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara di Kalurahan Srimartani, Piyungan dipastikan akan mengalami kendala.

Sebab, informasi yang berkembang, warga sekitar lokasi rencana tidak menghendaki adanya TPS Sementara.

Advertisement

Penewu Piyungan Muhammad Barried mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi awal dengan pihak kalurahan Srimartani. Dari informasi awal, ada keberatan dari warga jika lokasi tersebut dijadikan TPS Sementara.

BACA JUGA: TPA Piyungan Ditutup Permanen, Pemulung Mulai Bingung

“Sama Sitimulyo, masyarakatnya tidak menghendaki. Dan ini memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Untuk itu kami akan koordinasi lanjut,” kata Barried ditemui di Bantul, Rabu (27/3/2024).

Lebih lanjut Barried mengungkapkan, jika sebelum rencana pembangunan TPS Sementara, pernah ada pihak yang membuat bangunan seperti tobong [pembakaran genting dan batu bata] dan itu tidak dikehendaki warga.

“Itu pun harus diluar. Kemarin hanya antisipasi asapnya tidak menggangu masyarakat. Untuk itu untuk rencana di Srimartani itu akan kami koordinasikan,” lanjutnya.

Untuk lokasi pas pembangunan TPS Sementara, Barried mengaku akan dibangun di tanah Sultan Ground dan lokasinya berada di perbukitan. Di mana lokasi TPS Sementara tersebut akan berada di cekungan.

BACA JUGA: Proyek Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Ditolak, Lurah Sebut Warga Tak Mau Diajak Studi Banding

“Kalau luasannya secara pasti belum. Tapi biasanya kebutuhannya sekitar 2-3 hektare. Untuk itu nanti kami tetap sosialisasi dan cari jalan terbaik untuk masalah ini,” kata Barried.

Terkait kapan pelaksanaan sosialisasi ke warga untuk pembangunan TPS Sementara, Barried mengaku masih menunggu dari pihak Pemkab Bantul. Sebab, rencana pembangunan TPS Sementara di tempat tersebut kewenangan sepenuhnya di Pemkab Bantul.

“Mungkin habis lebaran. Tapi kami masih nunggu dari Pemkab nantinya akan seperti apa,” kata Barried.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi mengatakan, pihaknya memang membidik lahan Sultan Ground (SG) di kawasan Kalurahan Srimartani, Piyungan untuk TPS Sementara usai TPS Sementara di Gadingsari, Sanden, habis masa izinnya.

“Sementara kami survey dulu dan akan meminta izin ke pihak keraton nantinya,” katanya.

Bambang menututkan, tanah yang akan digunakan sebagai lokasi TPS Sementara di Srimartani berbentuk cekungan dan cocok untuk lokasi pembangunan TPS Sementara. Begitu juga dengan akses jalan mudah dijangkau dan jauh dari pemukiman.

TPS Sementara di Srimartani nantinya baru akan digunakan usai TPS Sementara Gadingsari penuh. Sementara di lahan seluas 1.000 meter di Patihan, Gadingsari tersebut saat ini tengah dalam proses penyiapan lahan.

“Sementara kami fokus dulu untuk di Gadingsari. Karena kan memang ada pematangan lahan lebih dulu. Nanti secepatnya usai penutupan TPA Piyungan akan kami gunakan. Untuk itu kami fokus penyiapan yang di Gadingsari,” papar Bambang.

Sama seperti di TPS Gadingsari, Bambang mengaku berkomitmen keberadaan TPS Sementara itu nantinya tidak akan menimbulkan persoalan baru berupa pencemaran lingkungan.

Sebab, sampah yang akan dikirim ke lokasi tersebut akan dipilah terlebih dahulu. Nantinya sampah yang dibuang nantinya juga akan disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah.

“Tak hanya itu, kemiringan dan bak penampungan lindinya juga diatur dan dilapisi semua permukaannya TPS Sementara dengan geomembran,” katanya.

Bambang menyatakan, penyiapan TPS Sementara di Gadingsari dan Srimartani tidak lepas dari belum selesainya pembangunan tiga TPST di Bumi Projotamansari.

Untuk ITF Bawuran dengan kapasitas 70 ton per hari ditarget rampung pada April 2024, sementara TPST dengan kapasitas 40 ton per hari di Dingkikan, Sedayu dan TPST Modalan dengan kapasitas 40 ton per hari ditarget rampung September 2024.

“Nanti setelah semua siap beroperasi, maka kami akan optimalkan TPST yang ada,” kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dituding Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam, Ini Klarifikasi Kemenkop-UKM

News
| Sabtu, 27 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement