Advertisement

Promo November

Warga Sleman Diminta Kelola Sendiri Sampah Organiknya, Walhi: Ini Jelas Menyulitkan Masyarakat

Arief Junianto
Minggu, 12 Mei 2024 - 21:07 WIB
Arief Junianto
Warga Sleman Diminta Kelola Sendiri Sampah Organiknya, Walhi: Ini Jelas Menyulitkan Masyarakat Ilustrasi proses pengolahan sampah di TPST Tamanmartani di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman menegaskan tidak akan mengangkut sampah organik yang berasal dari sisa makanan, sayuran, buah-buahan, ranting pohon, dan sejenisnya. Dengan begitu, masyarakat diminta mengolah dan mengelola sendiri sampah organiknya.

Hal inilah yang memicu protes dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta. Melalui keterangan resminya yang dikutip Minggu (12/5/2024), Kadiv Kampanye WALHI Yogyakarta, Elki Setiyo Hadi menjelaskan bahwa keputusan DLH Sleman yang tertuang dalam Surat Edaran tentang Tata Cara Pengangkutan Sampah tersebut memang didasarkan sebagai bentuk respons atas desentralisasi pengelolaan sampah oleh Pemda DIY menyusul ditutupnya TPA Piyungan.

Advertisement

Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa sampah organik merupakan sampah yang dapat busuk dan mengurangi kualitas pengelolaan sampah di TPST. Sleman merupakan wilayah yang belum mempunyai fasilitas umum penunjang pengelolaan sampah, khususnya sampah organik.

Jika pengelolaan sampah organik hanya dibebankan ke masyarakat, tentu saja hal tersebut akan membuat masyarakat semakin kesulitan di tengah semakin menyempitnya lahan-lahan di perkotaan. “Apa yang dilakukan oleh Pemkab Sleman menunjukkan bahwa mereka melepaskan dan melakukan pembiaaran terhadap permasalahan sampah yang ada di wilayahnya,” tulis Elki.

“Padahal dalam undang-undang pengelolaan sampah, pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab mengelola sampah.”

BACA JUGA: Kesulitan Buang Sampah, Warga Sewakan Pekarangan sebagai TPA, Sebagian Dibakar

Menurut Elki, kebijakan pemkab Sleman akan semakin menyulitkan posisi warga, di tengah semakin sempitnya lahan-lahan di perkotaan seperti di Sleman. Masyarakat yang tidak mempunyai lahan sendiri akan kesulitan untuk mengelola sampah organiknya.

Atas dasar persoalan tersebut, kata Elki, Walhi Yogyakarta lantas memberikan sejumlah rekomendasinya, yakni:

  1. Penyediaan fasilitas penunjang pengelolaan sampah organik di Sleman.
  2. Adanya pendampingan pengelolaan sampah organik di tingkatan paling kecil seperti RT/RW di wilayah Sleman.
  3. Penyediaan anggaran untuk menunjang pengelolaan sampah organik di wilayah Sleman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah

News
| Kamis, 21 November 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement