Advertisement

Promo November

Pabrik Pengolahan Sampah Bernilai Investasi 27,4 juta USD Segera Berdiri di Bantul

Jumali
Selasa, 14 Mei 2024 - 15:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Pabrik Pengolahan Sampah Bernilai Investasi 27,4 juta USD Segera Berdiri di Bantul Proses pengolahan sampah dengan output berupa RDF di TPS 3R Nitikan, Kamis (2/5/2024). - Harian Jogja/Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul dan Paneltech US, sebuah perusahaan teknologi pengolah sampah yang dikelola Amerika Serikat dan Taiwan akan membangun pabrik di kawasan Bawuran, Pleret, Bantul, pada pertengahan Agustus mendatang.

Adapun nilai investasi dari pabrik pengolahan sampah menjadi kayu hijau, listrik dan pupuk organik tersebut diperkirakan mencapai 27,4 juta USD (Rp441,8 miliar).

Advertisement

Lurah Panggungharjo yang juga mitra lokal dari Paneltech US, Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan, kerjasama tersebut adalah bentuk realisasi komitmen Bantul mewujudkan penanganan sampah yang mandiri, bertanggung jawab, dan berkelanjutan dengan menggandeng Paneltech US.

BACA JUGA: Sudah Ada 5 Pembuang Sampah Liar Bantul Disidang, Kesulitan Cari Tempat Buang Jadi Alasan

Sejumlah kegiatan awal pun telah dilakukan, untuk mendukung terbangunnya pabrik di lahan seluas 67 hektare dengan status Sultan Ground (SG) di sekitar ITF Bawuran. Mulai dari kunjungan yang dilakukan oleh Pemkab Bantul ke Taiwan pada 17-19 November 2023 dan kunjungan dari Paneltech ke Bantul, Selasa (14/4/2024).

"Saat ini pun proses administrasi sudah kami kirim ke sana dan kami saling berkorespondensi agak dalam. Kunjungan kali ini telah memasuki tahapan terakhir, yakni penilaian yaitu apa yang kita sampaikan sesuai dengan kenyataan, jadi lebih kepada upaya verifikasi atas semua proses yang sudah kita lakukan," kata Wahyudi, ditemui di Kantor Bupati Bantul, Selasa (14/5/2024).

Menurut Wahyudi, dengan pembangunan pabrik tersebut nantinya akan mampu menangani masalah sampah. Sebab, pabrik yang dibangun tersebut membutuhkan sekitar 200 ton per hari. Sehingga, nantinya keberadaan pabrik ini akan mampu mengurangi total timbunan sampah yang ada di Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Jogja.

Lebih lanjut Wahyudi memaparkan, pabrik tersebut nantinya akan menghasilkan tiga produk utama, yakni kayu hijau, listrik dan pupuk organik. Dari 200 ton sampah yang diolah setiap hari, diharapkan mampu menghasilkan kayu hijau untuk konstruksi atap, lantai dan dinding sebanyak 40 ton.

"Untuk listrik dari 200 ton itu akan menghasilkan 1,4 Mega Watt. Sisanya, berupa pupuk organik sekitar 20 ton perhari," jelas Wahyudi,

Dengan kapasitas pengolahan sampah yang besar tersebut, Wahyudi meyakini akan menjadi pabrik pengolahan sampah terbesar di DIY. Untuk bisa mewujudkan pembangunan pabrik tersebut, Wahyudi mengakui jika ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, apalagi ketersediaan lahan yang ada cukup luas.

"Jadi sekarang dalam fase established lalu nanti masuk ke fase transisi saat kemudian ITF Bawuran terbangun, dan masuk ke fase established ketika BRG terbangun ini saling berkolerasi sehingga tidak sporadis," jelasnya.

Oleh karena itu, jika pertengahan Juni 2024, semua tahapan sudah berjalan, Wahyudi memprediksi pada Agustus 2024 sudah bisa lakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik tersebut. Direncanakan pada Juli 2025, pembangunan pabrik tersebut sudah selesai dan bisa beroperasional.

"Ini adalah investasi dari luar negeri dengan total dana pagu anggaran 27,4 juta US. Dana itu dikumpulkan oleh venture capitalis yang ada di Singapura. Kami hanya memastikan kesiapan lahan dan jaminan suplai bahan baku yakni 200 ton perhari," papar Wahyudi.

Mengenai jumlah tenaga kerja yang akan terserap dengan terbangunnya pabrik tersebut, Wahyudi mengungkapkan butuh sekitar 300 hingga 400 pekerja. Di mana, para pekerja ini akan melibatkan warga sekitar yang terdampak dari ditutupnya TPA Piyungan.

"Kami sengaja memilih Bawuran agar warga bisa dilibatkan. Tentunya, nantinya akan ada pelibatan tenaga kerja yang expert juga," jelas Wahyudi.

Sementara Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pihaknya sangat mendukung terkait rencana investasi dari pihak Paneltech, dengan syarat memenuhi persyaratan yang ada.

"Tadi kami sampaikan agar mereka mencari mitra lokal yang bisa diajak kerja sama dalam projek sampah ini. Pemerintah hanyalah regulator dan fasilitator bagi proyek-proyek investasi yang ada di Bantul yang harus memenuhi aspek perizinan," katanya.

Selain itu, Halim juga meminta kepada Paneltech untuk memberdayakan warga sekitar sehingga ada manfaat yang nyata untuk pertumbuhan ekonomi di Bantul dan penyerapan tenaga kerja. Begitu juga dengan CSR dari Paneltech juga harus bisa dimanfaatkan oleh warga Bantul.

"Karena ini membutuhkan sampah sebagai input industri maka kita sangat senang karena ini akan turut membantu menyelesaikan masalah sampah. Apalagi mereka membutuhkan sekitar 200 ton sampah yang akan di pilah lalu di olah menjadi panel" dari sampah," jelas Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement