Advertisement

Promo November

Museum Berpotensi Besar Untuk Pendidikan dan Penelitian

Lugas Subarkah
Sabtu, 18 Mei 2024 - 19:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Museum Berpotensi Besar Untuk Pendidikan dan Penelitian Kepala Museum Pergerakan Wanita Indonesia, Wiendu Nuryanti (kiri), Kepala Museum Sandi, Setyo Budi Prabowo (kedua kiri), Staf Museum UGM, Wina Sulistyo Nur Anggraheni (kedua kanan), dalam talkshow International Museum Day dengan tema Membangkitkan Semangat Museum Untuk Pendidikan dan Penelitian, di Kafe Museum Pergerakan Wanita Indonesia, Sabtu (18/5/2024). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAMuseum memiliki potensi besar untuk keperluan pendidikan dan penelitian. Bukan sebatas pada kunjungan museum, fungsi museum untuk pendidikan tinggi bisa dioptimalkan untuk magang maupun penelitian.

Kepala Museum Sandi, Setyo Budi Prabowo, menceritakan pengalamannya mengelola museum yang terletak di Kotabaru tersebut, sudah mulai membuka program magang bersamaan dengan diterapkannya kurikulum Merdeka Belajar oleh Kemendikbudristek.

Advertisement

“Kami menyusun Museum Sandi Internship Program, ternyata yang berminat banyak. Kami mencoba membuka kuota 50 orang, yang magang di situ dikonversi 20 SKS, selama satu semester,” ujarnya dalam talkshow International Museum Day dengan tema ‘Membangkitkan Semangat Museum Untuk Pendidikan dan Penelitian’, di Kafe Museum Pergerakan Wanita Indonesia, Sabtu (18/5/2024).

BACA JUGA: Indonesian Heritage Agency Transformasikan Pengelolaan Museum dan Cagar Budaya

Dari 50 kuota yang dibuka, pendaftarnya sebanyak 2.700 orang. Hingga pada 2024 ini, kuota yang disediakan 55 orang, pendaftarnya mencapai 10.900 orang. Maka pihaknya pun harus menyeleksi ketat ribuan pendaftar tersebut.

Pengelola Museum Sandi juga harus menyusun kompetensi yang didapat oleh mahasiswa magang dalam program tersebut. “Kita harus selaraskan progran museum dengan persyaratan akademik. Saat ini sudah bach keenam dan sedang buka bach ketujuh,” ungkapnya.

Staf Museum UGM, Wina Sulistyo Nur Anggraheni, menuturkan di dalam museum sangat banyak objek yang bisa diteliti. Ia mencontohkan pengalamannya saat magang di Museum Etnografi, di Papua Selatan. “Terkadang dalam satu riset kita temukan 10 topik yang bisa dibahas dalam satu tulisan di museum,” katanya.

Menurutnya, museum merupakan tempat berkumpulnya karakter dan budaya suatu kelompok masyarakat. “Kita ke museum ingin mengenal kebudayaan dan karakter suatu kelompok. Museum bisa memvalidasi fenomena kebudayaan,” paparnya.

Kepala Museum Pergerakan Wanita Indonesia, Wiendu Nuryanti, mengatakan tantangan museum saat ini adalah interpretasi dan SDM. “Banyak sekali SDM yang menangani museum tidak berlatarbelakang museum, itu masalah tersendiri,” kata dia.

Eks Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini memandang museum harus dibuat sedekat mungkin dengan masyarakat. Ia mencontohkan seperti Museum Pergerakan Wanita Indonesia saat ini yang membuka kafe museum, diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung.

“Mendekatkan museum dengan masyarajat sangat penting. Agar masyarakat akrab dengan museum. Dinas perlu jadi pelopor agar kunjungan reguler di museum terus dilakukan. Museum harus dekat dengan anak muda, harus keren,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement