Advertisement

Promo November

Ratusan Jemaah Ikuti Manaqib dan Pengajian Akbar JATMAN DIY

Yosef Leon
Minggu, 19 Mei 2024 - 12:57 WIB
Ujang Hasanudin
Ratusan Jemaah Ikuti Manaqib dan Pengajian Akbar JATMAN DIY Suasana manaqib dan pengajian akbar bertema manaqib wustho media silahturahmi untuk kesejukan Jogja di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, Minggu (19/5 - 2024).

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu'tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho DIY mengadakan manaqib dan pengajian akbar bertema manaqib wustho media silahturahmi untuk kesejukan Jogja di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putri, Minggu (19/5/2024). 

JATMAN merupakan kumpulan para pengamal tarikat muktabarah NU. JATMAN juga merupakan organisasi otonom dibawah Nahdlatul Ulama yang memiliki kepengurusan tingkat pusat (Aliyah), provinsi (Wustha), kabupaten dan kota (Syu’biyyah), kecamatan (Ghusniyah), dan desa (Syafiyah).

Advertisement

Idaroh Syu’biyyah Jatman Kota Jogj, Kiai Haji Ahmad Yubaidi mengatakan, acara ini bertujuan untuk mengusahakan berlakunya syariat Islam lahir dan batin dengan berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah yang berpegang kepada salah satu mazhab empat. 

"Juga mempergiat dan meningkatkan amal saleh lahir dan batin menurut ajaran ulama shalihin dengan suatu janji setia (bai'ah shalihah)," katanya. 

Acara ini juga dihadiri oleh Idaroh Aliyah JATMAN Pusat antara lain KH Ihsanudin , KH Atabik Bakir, dan KH Munawwir Tanwir dengan jumlah kurang lebih 600 peserta dari seluruh DIY dan jemaah lainnya. 

"Sebenarnya para thoriqoh itu sudah melaksanakan di masing-masing pondok setiap hari dan pada waktu tertentu atau tiga bulan sekali itu digelar se DIY," jelasnya. 

Pengajian ini juga dihadiri oleh thoriqoh yang ada di DIY, anntara lain Tarekat Qadiriyyah, Tarekat Naqsyabandiyah,Tarekat Syadziliyah, Tarekat Syathariyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat Tijaniyah, Tarekat Qadiriyyah-Naqsyabandiyah

Yubaidi yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ulul Albab Balirejo ini menyatakan, menurut KH Achmad Chalwani pengurus NU seyogyanya ber-thoriqoh dan dianjurkan untuk melakukannya. Sebab semua pendiri NU melakukan hal itu. 

BACA JUGA: Gelar Mubes, Nahdliyin Nusantara Ingatkan Pengurus NU dan warga NU untuk Kembali Ke Khitah

"Kalau sampai pengurus NU belum melakukan itu, ya harus segera ber thoriqoh. Sebab pendiri NU Mbah Kyai Hasyim Asy'ari dan Kyai Haji Abdurrahman Wahid itu bertarekat," ujarnya. 

Menurutnya ada banyak thoriqoh yang muktabarah yang diakomodir dalam Jatman. Setiap thoriqoh yang muktabarah yang jelas artinya thoriqoh itu ber sanad dan menyambung ke Rasulullah. 

Thoriqoh tersebut, kata dia bisa dilakukan dengan tiga hal yakni istighfar, shalawat dan dzikir. Dengan begitu wujud ke NU annya semakin kuat dan islam Ahlussunnah wal Jamaah benar-benar menjadi fondasi bangsa. 

"Pengurus NU kalau masih awal-awal tidak ber tarikoh ya kami maklumi tapi ya sebaiknya ya berthoriqoh," katanya. 

Dijelaskannya, thoriqoh yang ber sanad ke Rasulullah itu semuanya rata-rata setidaknya melaksanakan tiga itu yaitu yang pertama istighfar yang kedua ada sholawat kepada Rasulullah dan yang ketiga ada dzikir dzikir-seperti zikir lailahaillallah. 

"Harapannya dengan acara ini dalam berkebangsaan bahwa kalau orang hatinya tenang itu akan sejahtera dan tidak timbul keributan karena kita sudah baik hatinya," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement