Perhatian Orang Tua Bisa Jadi Resep Jitu Mengatasi Ekstrimisme dan Radikalisme
Advertisement
SLEMAN—Anggota DPRD DIY bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme DIY di Pondok Pesantren Sunan Ampel di Padukuhan Banjeng, Maguwoharjo, Depok, Senin (20/5/2024). Diharapkan program ini dapat membatasi ruang gerak penyebaran radikalisme dan ekstrimisme.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Sofyan Setyo Darmawan mengatakan kegiatan pencegahan penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme merupakan bagian dari dari sosialisasi Perda No.1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Oleh karenanya dibutuhkan suatu sarana agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga agar paham radikalisme di mayarakat bisa dicegah.
Advertisement
“Nilai-nilai dalam Pancasila dan wawasan kebangsaan harus dijaga agar tidak salah arah terjerumus dalam kegiatan yang dapat merugikan banyak orang,” katanya, Senin siang.
Menurut dia, upaya menjaga keamanan dan ketertiban Masyarakat bukan semata-mata menjadi tugas dari Pemerintah. Pasalnya, Masyarakat juga memiliki andil yang besar untuk mewujudkan keberagaman yang baik serta kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Jadi harus mengambil peran agar terhindar dari perilaku yang biadab untuk mewujudkan kemanusiaan yang beradab,” katanya.
Hal tak jauh berbeda disuarakan oleh Kepala Bidang Bina Ideologi dan Kewaspadaan Nasional, Kesbanpol DIY, Djuli Sugiarto. Menurut dia, cikal bakal Indonesia sudah terlihat sejak tahun 500 masehi yang merupakan bangsa yang besar melalui Kerajaan. Cakupannya tidak hanya meliputi Indonesia saat ini, tapi juga merambah ke Kawasan Asia Tenggara hingga Australia.
“Kunci dari kebesaran itu adalah keberagaman. Oleh karenanya, keberagaman itu harus terus dijaga,” katanya.
Ia mengakui sosialisasi ini juga menjadi bagian untuk mewujudkan rasa cinta Tanah Air sehingga paham-paham ekstremisme atau radikalisme dapat dicegah. “Jangan sampai ada yang melakukan aksi-aksi intoleransi. Ini harus dicegah dan Masyarakat harus ikut berpartisipasi,” katanya.
Mitra Binaan Polda DIY (Mantan Napiter) Dwi Sosiadi dalam acara ini menyampaikan bagaimana ia terpapar radikalisme.
“Memperdalam agama itu sangat baik, tetapi jangan salah mengikuti kajian dengan guru yang salah. Harus hati-hati dengan pengajian-pengajian yang akan membawa ke arah radikal, karena akan membawa kita pada intoleransi. Itulah yang menjadikan [kita] terpapar paham yang tidak benar [radikalisme],” ujarnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Program WASH Permudah Akses Air Warga Giricahyo
- Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat 22 November 2024
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Jumat 22 November 2024: Di Kantor Kelurahan Godean
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Jumat 22 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement