Advertisement

Pengelolaan Sampah Mandiri di Jogja, 1 RW Diusulkan 1 Pendamping

Lugas Subarkah
Senin, 27 Mei 2024 - 13:37 WIB
Sunartono
Pengelolaan Sampah Mandiri di Jogja, 1 RW Diusulkan 1 Pendamping Depo Sampah Mandala Krida ditutup, Minggu (21/4/2024) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja mendorong pengelolaan sampah rumah tangga mandiri oleh masyarakat. Guna mewujudkan hal itu, diperlukan fasilitas dukungan dari Pemkot Jogja, salah satunya pendamping di tingkat RW.

Anggota Komisi C DPRD Kota Jogja, Cahyo Wibowo, menjelaskan sampah rumah tangga merupakan yang paling banyak dihasilkaan di Kota Jogja, dengan jumlah lebih dari 180 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sebesar 50% merupakan sampah organik, kemudian baru sampah anorganik 30% dan residu 20%.

Advertisement

Maka sampah rumah tangga terutama yang jenis organik menjadi kunci penyelesaian persoalan sampah. “Kalau sampah organik beres, pengelolaan anorganik dan residu lebih mudah. Yang selama ini menimbulkan bau juga sampah organik,” ujarnya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA : 60 Ton Sampah Kota Jogja Akan Diolah di Bantul

Meski demikian, pada praktiknya pengelolaan sampah mandiri masih sulit dilakukan karena kemauan dari masyarakat belum ada. Pemkot Jogja harus hadir untuk memberi dukungan, salah satunya dengan pendampingan di wilayah.

Ia mengusulkan di fasilitas pendamping ini didistribusikan untuk setiap RW di seluruh Kota Jogja, agar mendapatkan hasil yang maksimal. “Komunitas [pengelola sampah] yang sudah ada harus di-support. Pengurus RW juga harus serius di-support. Satu RW diberikan satu pendamping,” katanya.

Pendamping ini selain mengedukasi, juga perlu mendata setiap rumah setiap hari, memastikan pengelolaan sampah sudah berjalan. Dengan metode ini, menurutnya akan lebih banyak masyarakat yang tergerak untuk mengelola sampah.

Pendamping pun harus mendapat upah layak dari Pemkot Jogja. Dengan asumsi gaji sesuai Upah Minimum Kota (UMK) Jogja sebesar Rp2,5 juta, ia telah menghitung dan hasilnya masih mungkin untuk dianggarkan Pemkot Jogja. “Rp2,5 juta kali 600 RW, ketemu sekian miliar, Pemkot masih mampu. Masih masuk akal,” ungkapnya.

Selain pendamping, peralatan untuk mengelola sampah rumah tangga organik juga perlu difasilitasi Pemkot Jogja. Ia mencontohkan seperti alat biopori, ember tumpuk, komposter dan sebagainya, perlu difasilitasi untuk warga.

“Edukasi juga perlu terus dilakukan. Kami di kota jogja sering menyampaikan infrasturktur Kota Jogja sudah bagus. Sudah saatnya mindset Pemkot untuk pembangunaya tidak melulu infrastruktur tapi masuk pembangunan SDM. Butuh penganggaran dialihkan ke sana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenperin Terbitkan Platform JIS dan Polimer untuk Percepatan Layanan Industri

News
| Sabtu, 28 September 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement