Advertisement

Promo November

Tekan Angka Perokok, Generasi Muda Jadi Sasaran Edukasi

Media Digital
Kamis, 06 Juni 2024 - 19:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tekan Angka Perokok, Generasi Muda Jadi Sasaran Edukasi Suasana peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2024 yang digelar Dinkes Sleman pasa Kamis (6/6/2024) di Hotel Prima SR. - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

SLEMAN—Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2024, Dinkes Sleman menggelar lokakarya penggunaan rokok elektrik yang menyasar kalangan anak muda.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Esti Kurniasih mengungkapkan edukasi tentang bahaya rokok kini banyak menyasar generasi muda. Selain itu dalam peringatan HTTS tahun ini, Dinkes Sleman juga terus menggenjot kampanye pengendalian konsumsi tembakau.

Advertisement

Esti menambahkan tren angka perokok di Sleman terus mengalami peningkatan hampir di tiap tahunnya. Survei yang dilakukan Dinkes Sleman pada kelompok usia 10-18 tahun pada 2021 mengungkap bila sebesar 10,5% merupakan perokok. Angka ini selanjutnya naik pada 2022 dengan menjadi 16%. "Memang dari tahun ke tahun meningkat dan juga usianya semakin muda," kata Esti pada Kamis (6/6/2025) di Hotel Prima SR.

Penyebab kenaikan angka perokok ini disebut Esti melibatkan beberapa faktor. Mulai dari lingkungan hingga masifnya iklan rokok.

"Penyebabnya ada beberapa tapi yang jelas lingkungan sangat mempengaruhi. Misalnya di rumah, perilaku dari keluarga itu misalnya ayah atau kakak berpengaruh terhadap anak-anak di rumah itu," ungkapnya.

Baca Juga

Peredaran Rokok Noncukai Ditemukan Hampir di Seluruh Kapanewon Bantul

Penjual Rokok Ilegal di Bantul Didenda Rp2,4 Juta

Pemkab Sleman Berupaya Tekan Jumlah Perokok Pemula

Selain itu lingkungan tempat anak bergaul juga berpengaruh faktor angka perokok. Termasuk lingkungan sekolah maupun lingkungan pertemanan.

"Di samping itu juga iklan, iklan itu banyak sekali bertebaran baik itu secara konvensional apalagi di medsos. Itu juga mempengaruhi anak untuk mencoba merokok karena penasaran," lanjutnya.

Sementara dampak peningkatan angka perokok tak bisa dilepaskan terhadap meningkatnya angka penyakit menular di Sleman. Malahan banyak kalangan muda yang sudah menderita penyakit-penyakit tidak menular.

"Jadi dampaknya adalah penyakit menular kita juga meningkat. Misalnya infeksi paru-paru, kemudian kanker, kanker apapun termasuk salah satunya kanker paru. Kemudian hipertensi dan diabetes angkanya juga semakin meningkat. Penderitanya juga semakin muda," ungkapnya.

Untuk menekan tingginya perokok pemula di Sleman, Dinkes Sleman mendorong inovasi GASBRO (Gerakan Keluarga Sehat Bebas Asap Rokok), aktif mengampanyekan bahaya rokok dan dampaknya. Bahkan Dinkes juga mendatangi sekolah sekolah untuk mengedukasi para pelajar.

"Saat tahun ajaran baru kami lakukan skrining juga, kita lakukan edukasi kepada sekolah-sekolah. Kemudian kita berupaya melqlui GASBRO, dan juga untuk mengimplementasikan kawasan tanpa rokok," tegasnya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement