Advertisement

Kesadaran Nelayan Memakai Baju Pelampung saat Melaut di Gunungkidul Masih Rendah

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 14 Juni 2024 - 08:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Kesadaran Nelayan Memakai Baju Pelampung saat Melaut di Gunungkidul Masih Rendah Aktivitas kapal nelayan di Pantai Baron di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari. Foto diambil 17 Agustus 2023 - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul meminta agar nelayan menyiapkan sarana-prasarana dengan baik sebelum melaut. Baju pelampung misalnya dapat memperkecil dampak kecelakaan laut (laka laut).

Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan kesadaran nelayan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan seperti baju pelampung masih rendah. “Kesadaran soal aspek keselamatan bagi nelayan perlu ditingkatkan lagi,” kata Wahid dihubungi, Kamis (13/6/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Pertamina Pastikan Stok Biosolar di Jogja Aman dan Tercukupi

Wahid menambahkan instansinya terus mengupayakan untuk menfasilitasi peralatan keselamatan bagi para nelayan. Setiap tahun, DKP mengadakan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) laka laut untuk nelayan. Khusus tahun ini, DKP tidak melaksanakan P3K itu karena tidak adanya alokasi anggaran.

"Dalam setiap pelatihan, DKP juga memberikan baju pelampung," katanya.

Disinggung perihal kejadian nelayan hilang/ perahu karam beberapa hari belakangan, Wahid mengaku itu disebabkan oleh gelombang tinggi. Fungsi baju pelampung sangat penting dalam situasi seperti itu.

“Kami sedang mengusulkan pengadaan baju pelampung ke DKP DIY melalui kegiatan untuk kelompok masyarakat pengawas yang anggotanya termasuk sebagian nelayan,” katanya.

Pada Rabu (5/6/2024) pukul 16.30 WIB, dua nelayan bernama Agung Widodo, 55, warga Pracimantoro dan Tatak Prayogo, 27, warga Girisubo dikabarkan hilang setelah memasang jaring lobster sekitaran Tebing Nguluran atau barat Pantai Sadeng.

BACA JUGA: Libur Iduladha 2024, 842.227 Kendaraan Diprediksi Meninggalkan Jabotabek

Kapal mereka diduga dihantam ombak dan hancur. Hal ini diketahui dari hasil pencarian tim yang menemukan serpihan perahu.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul, Sunu Handoko Bayu Sagara mengatakan pencarian kedua nelayan dihentikan pada Kamis (6/6) setelah mereka menemukan keduanya meninggal dunia di perairan Pantai Sadeng.

Sepekan sebelum kejadian yang menimpa Agung dan Tatak, dua nelayan Pantai Sadeng, Girisubo, Gunungkidul bernama Samuri dan Pardi juga dilaporkan hilang dan belum ditemukan hingga Sabtu (15/5/2024) malam.

Samuri dan Pardi yang menggunakan Perahu Motor Tempel (PMT) jenis Jukung berhasil ditemukan di perairan Pantai Baron pada Minggu (19/5/2024) pukul 07.44 WIB dalam keadaan lemas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPK Endus Sejumlah Masalah Penting dalam Izin Tambang Minerba

News
| Kamis, 19 September 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul

Wisata
| Rabu, 18 September 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement