Advertisement
Koperasi Bank Difabel Dikembangkan Berbasis Digital
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Koperasi Bangun Akses Kemandirian Difabel (Bank) Difabel Ngaglik, Sleman kini dikembangkan dengan berbasis digital atau website untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas di Kecamatan Ngaglik, Sleman.
Pengembangan ini dilakukan oleh sejumlah akademisi terdiri atas Rusdianto, Rintan Nuzul Ainy, dan Amir Hidayatulloh yang merupakan dosen Akuntansi UAD, Tedy Setiadi dari Teknik Informatika dan Sudarmini dari Pendidikan Bahasa serta Sastra Indonesia serta sejumlah mahasiswa Teknik Informatika.
Advertisement
BACA JUGA : Lewat Sarasehan Sastra dan Disabilitas, TBY Berkomitmen Wujudkan Ruang Inklusif
Ketua Tim Rusdianto menjelaskan pengembangan ini melalui serangkaian tahapan seperti survei kebutuhan, review proses bisnis, penyampaian proto type, hingga pelatihan sistem bagi difabel.
"Sistem koperasi berbasis web [digital] yang kami kembangkan ini diharapkan dapat membantu Koperasi Pemasaran Bangun Akses Kemandirian [Koperasi Bank] Difabel dalam mengelola keuangan secara lebih efisien serta membuka peluang untuk berkembang ke ranah pemasaran," katanya Selasa (25/6/2024).
Proto type sistem berbasis web telah disampaikan pada tanggal 6 Januari 2024 dan hingga Juni 2024 ini telah mencapai 90% pengerjaan. Pada Juli 2024 ini akan mulai disosialisasikan sistem kepada pengurus, dan tim bersiap mendampingi pengaplikasian sistem koperasi berbasis website.
"Harapannya dengan adanya sistem ini, koperasi dapat meningkatkan layanan kepada anggota, memperluas jangkauan usaha, dan secara keseluruhan meningkatkan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas di wilayah tersebut," kata Rintan Nuzul Ainy.
Adapun koperasi ini didirikan untuk memberikan wadah bagi penyandang disabilitas yang memiliki usaha ekonomi produktif namun terbatas oleh kendala modal. Akan tetapi seiring pertumbuhan koperasi yang pesat, pengurus menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya terbatasnya kemampuan keuangan yang menuntut adanya sistem keuangan yang terintegrasi.
"Selain itu, meski pun memiliki izin operasional dalam bidang pemasaran, kegiatan koperasi masih fokus pada simpan pinjam karena keterbatasan sumber daya dan kurangnya perencanaan usaha yang memadai. Melalui sistem berbasis web, ini bisa meningkatkan aksesibilitas untuk kemandirian ekonomi," ujar Tedy Setiadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Bantah Seleksi Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas Sepi Peminat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Selasa 2 Juli, Rencana Eskavasi Penemuan Arca Sleman hingga Masalah PPDB Jogja 2024
- Pemkot Jogja Sediakan Bantuan Hukum Gratis Bagi Warga Miskin
- Soal Sultan HB II Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Respons Warga Jogja
- Keren! Forum Bank Sampah Mergangsan Jogja Sulap Sampah Plastik Menjadi Kreasi Fashion
- Cegah Lakalantas, Satlantas Polres Bantul Survei Prasarana Jalan di Ruas Jalan Imogiri-Dodogan
Advertisement
Advertisement