Advertisement
DLH Sleman Canangkan Gerakan Penyiraman Taman selama Musim Kemarau
![DLH Sleman Canangkan Gerakan Penyiraman Taman selama Musim Kemarau](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/27/1179413/penyiaraman-taman.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup Sleman mengintsifkan gerakan penyiraman taman. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian dan keasrian taman saat musim kemarau.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani mengatakan di musim kemarau, pasokan air menjadi berkurang karena intesitas hujan sangatlah kecil. Kondisi ini dinilai bisa berdampak terhadap kelestarian taman yang dikelola Pemkab.
Advertisement
Oleh karenanya, sambung dia, pada musim kemarau gerakan penyiraman taman ditingkatkan sehingga keberadaan tanaman untuk perindang dan keindahan tetap dapat tumbuh dengan subur. "Ya sehari sekali disiram oleh tim yang telah disiapkan,” kata Epi kepada wartawan, Kamis (27/6/2024).
BACA JUGA: Mikrobus Berpenumpang Belasan Orang Terguling di Dlingo, Begini Kronologinya
Dia mejelaskan, untuk penyiraman sudah menyiapkan beberapa tim. Setiap tim terdiri dari seorang sopir tangki air dan seorang yang bertugas menyirami.
“Biasanya sore hari. Tapi tidak menutup kemungkinan dilakukan pada siang hari. Yang terpenting bisa disirami setiap hari agar tanaman tidak terlihat kering dan tetap hijau,” katanya.
Disinggung mengenai pasokan air, Epi memastikan tidak ada kendala dikarenakan stok dinilai masih mencukupi. Pemanfaatan air di seputaran taman Tugu Adipura, tapi juga terkadang mengambil dari sungai.
“Stoknya aman dan program penyiaraman taman secara rutin bisa terus dijalankan,” katanya.
Dia menambahkan, untuk Kawasan ruang terbuka hujau di Sleman saat ini tercatat 9,70% dari total luas wilayah di Bumi Sembada. “Tentu upaya pemeliharaan rutin terhadap Kawasan terbuka hijau akan terus dilakukan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, meski telah memasuki musim kemarau, tapi BPBD Sleman tetap memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Seharusnya status ini berakhir pada 31 Mei 2024, namun diperpanjang hingga 31 Agustus 2024 mendatang.
“Ada perpanjangan tiga bulan ke depan. Ini sebagai upaya mitigasi terhadap ancaman bencana yang mungkin terjadi karena adanya potensi kemarau basah,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman Bambang Kuntoro.
BACA JUGA: Sultan Minta Dinas Tinjau Ulang Izin Tambang yang Merusak Lingkungan
Ia pun memrediksi dampak kemarau tidak separah dengan tahun lalu. Di 2023 terjadi kemarau Panjang sehingga menyebabkan beberapa wilayah kekurangan air bersih.
“Tahun lalu juga ada perbaikan Selokan Mataram dan Van Der Wijck secara bersamaan sehingga memberikan pengaruh. Tapi, untuk tahun ini tidak ada, jadi dampak kemarau tidak separah di 2023,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/30/1179691/treasure.jpg)
TREASURE Pamerkan Kemampuan Bahasa Indonesia saat Konser di GBK
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/26/1179290/biliar.jpg)
Mau Main Biliar Tetapi Tak Mau Keganggu Asap Rokok dan Vape, Coba ke Mille Billiards Saja
Advertisement
Berita Populer
- Selain Perbaikan Jalan Rusak, Bantul Punya PR Soal RTLH
- Sejumlah SMA Negeri di DIY Tak Penuhi Target PPDB 2024, Dikpora DIY: Kurangi Rombel!
- Sulap Sampah Jadi BBM, Bank Sampah di Sleman Hasilkan Ratusan Liter Solar
- Liburan Sekolah, Pergerakan Penumpang Kereta di Daop 6 Jogja Mulai Meningkat
- Rawan Kecelakaan, Polsek Dlingo Pasang Ban Bekas di Sekitar Jembatan Kaliurang
Advertisement
Advertisement