Advertisement
Satu Dekade New Colombo Plan, 12.000 Mahasiswa Australia Belajar di Indonesia

Advertisement
SLEMAN—Program New Colombo Plan (NCP) sudah memasuki usia ke-10. Program kerjasama antara Pemerintah Australia dan negara di kawasan Indo-Pasifik ini memberikan kesempatan para mahasiswa-mahasiswi Australia belajar di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Indonesia menjadi salah satu negara terfavorit dengan pilihan terbanyak dari mahasiswa dan mahasiswi Australia. Sejak berlangsung pada 2014, sudah ada lebih dari 12.000 pelajar Australia datang dan belajar di Indonesia. Di Indonesia, beberapa kota tujuan termasuk Jakarta dan Jogja.
Advertisement
BACA JUGA: Selain 13 Program Beasiswa di Internal UAJY, Berikut 5 Program Beasiswa dari Luar Kampus
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, mengatakan hubungan antar masyarakat merupakan inti dari hubungan Indonesia dan Australia. "Mereka datang ke sini untuk belajar atau mendapatkan pengalaman kerja dan pulang dengan persahabatan yang mendalam serta pemahaman baru mengenai salah satu tetangga terdekat kami," katanya.
Second Secretary – Public Diplomacy Australian Embassy, Amanda Panayotou, mengatakan tidak hanya mahasiswa-mahasiswi Australia yang datang ke Indonesia, namun juga sebaliknya. Sehingga ada hubungan timbal balik dari kedua negara. Menurut Amanda, ini kesempatan yang baik untuk menambah skill sampai pengalaman bermasyarakat.
"Nantinya ribuan mahasiswa Australia akan kembali ke kampus dan masyarakat dengan bertambahnya skill, untuk mendukung hubungan masyarakat yang lebih baik, dan juga kestabilan antar hubungan negara," kata Amanda, saat ditemui di sela-sela acara Resepsi Perayaan 10 Tahun New Colombo Plan, di Hyatt Regency Yogyakarta, Sleman, Sabtu (29/6/2024).
Mahasiswi dari The University of Sydney, Simone Waugh, mengatakan dia belajar banyak tentang sosial kemasyarakatan di Jogja. Dia memilih belajar di Jogja lantaran banyak gerakan-gerakan kecil yang berasal dari inisiatif masyarakat. Di Jogja juga banyak kelompok yang fokus dengan isu-isu marginal seperti perempuan dan difabel.
"Selama dua pekan kami belajar berbagai isu di akar rumput, ada penelitian kecil yang menambah banyak pengalaman. Jogja merupakan tempat yang bagus, atmosfernya, serta orang-orang yang menyenangkan," katanya.
Mahasiswi lain, dari Monash University, Ella Skuza, mengatakan ini pengalaman baru baginya di Indonesia dengan mengunjungi Jogja. Sebelumnya dia hanya familier dengan Bali sebagai tempat berlibur. Namun kini dengan berbagai kondisi, dia berkesempatan belajar di Jogja.
Belajar ke luar negeri, termasuk ke Indonesia, menjadi kesempatan yang baik untuk mengembangkan kepekaan sosial, pengalaman, dan kepercayaan diri. "Kunjungan saya ke Jogja mengubah pandangan saya tentang Indonesia. Semoga suatu hari bisa berkunjung ke sini lagi, dan bisa menikmati budaya serta berinteraksi dengan orang-orangnya," kata Ella. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasan Nasbi Tak Jadi Mundur sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Balik Lagi karena Loyal
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Dana Desa Tahap 1 di Sleman Cair, BLT-DD Mulai Disalurkan
- Atap Ruang Kelas SDN Kledokan Ambrol, Bupati Sleman Pastikan Perbaikan Dilakukan Secepatnya
- Musrenbang RPJMD 2025-2029, Bantul Fokus Pada Penguatan Keberagaman dan Budaya Istimewa
- Calon Investor di Kawasan Karst Gunungkidul Wajib Kantongi Dokumen Lingkungan
- 30 Orang Lintas Profesi Belajar Public Speaking Harian Jogja
Advertisement