Advertisement

Kemarau, 70 Hektare Pertanian Jagung di Semanu Terancam Gagal Panen

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 26 Juni 2024 - 20:07 WIB
Arief Junianto
Kemarau, 70 Hektare Pertanian Jagung di Semanu Terancam Gagal Panen Ilustrasi Kekeringan / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Semanu menyampaikan pertanian jagung di Kapanewon Semanu terancam gagal panen. Sebabnya, musim kemarau menyebabkan mengeringnya sumber air.

Koordinator BPP Semanu, Sutikno mengatakan ada sebanyak 106 hektar (ha) lahan pertanian jagung di Kapanewon Semanu. Dari luasan itu, 70 ha terancam gagal panen, karena kekeringan. Paling besar gagal panen ada di Kalurahan Dadap Ayu.

Advertisement

“Rata-rata untuk pakan ternak jagungnya, karena belum tumbuh sempurna sudah kering duluan,” kata Sutikno dihubungi, Rabu (26/6).

Sutikno menegaskan potensi kekeringan yang berhilir pada gagal panen berkemungkinan bertambah. Hal ini mengandaikan jika curah hujan rendah. Selama Mei–Juni 2024 saja curah hujan hanya 7 milimeter (mm).

BPP juga akan mengajukan pengadaan benih jagung di musim tanam I yang dimulai dari November – Desember 2024. Hal ini mengandaikan curah hujan tinggi. “Kami juga sempat mengajukan pompa air di Pacarejo dan Ngeposari. Dinas sempat survei terkait pemanfaatan air juga. Baru pengajuan ini,” katanya.

Hingga saat ini, ada lima kelompok tani (KT) yang mendapat bantuan sumur bor di Ngeposari, Semanu, Pacarejo dari Pemerintah Pusat. Per sumur bor dapat mengairi lahan pertanian sekitar 25 ha.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan ancaman gagal panen juga kemungkinan besar terjadi di Kapanewon Ngawen. “Kalau di Kapanewon Ngawen sendiri kisaran ada 50 hektar yang terancam gagal panen. Sebagian besar panen. Penanam padi sekarang tidak sebanyak musim lalu,” kata Rismiyadi.

BACA JUGA: 1.068,6 Hektare Lahan Pertanian di Sleman Terancam Gagal Panen

Di musim kemarau ini, DPP menyarankan petani untuk menanam tanaman yang dapat dipanen jangka pendek dan cocok di tanah kering. Dia menegaskan musim kemarau panjang mendorong petani untuk menanam selain tanaman pangan. Petani banyak menanam tanaman hortikultura dan palawija seperti semangka, melon, tembakau, jagung, dan bawang merah.

Meski begitu, petani perlu waspada. “Kalau kemarau serangan hama lebih tinggi. Biasanya penggerek batang. Menghisap tanaman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenperin Terbitkan Platform JIS dan Polimer untuk Percepatan Layanan Industri

News
| Sabtu, 28 September 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement