Advertisement
Kelompok Tani di Kulonprogo Dilatih Menyuburkan Lahan Pertanian dengan Mikroorganisme Asli
![Kelompok Tani di Kulonprogo Dilatih Menyuburkan Lahan Pertanian dengan Mikroorganisme Asli](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/30/1179739/pelatiahan-penyuburan-tanah.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kelompok Tani Ngudi Mulyo di Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo dilatih untuk menyuburkan lahan pertanian.
Pelatihan penyuburan lahan pertanian itu menggunakan Indigenous Microorganism atau mikroorganisme asli di sawah yang akan dilakukan penanaman.
Advertisement
Mikroorganisme asli dalam lahan sawah lokal ini dinilai mampu ekstraksi mineral, peningkatan kualitas pertanian dan pengelolaan limbah.
Petugas penyuluh pertanian Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo Eko Purwanto menjelaskan terdapat 30 petani yang mengikuti pelatihan tersebut.
Pelatihan penyuburan lahan pertanian itu dilakukan secara praktik langsung dimana berlangsung dua kali di awal dan akhir Juni ini. "Tujuan kegiatan sebagai upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah di lahan petani dan petani dapat melakukan perbanyakan secara mandiri," papar Eko, Minggu (30/6/2024).
Eko menjelaskan mikroorganisme asli pada lahan para petani berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di dalam tanah.
"Seiring dengan penggunaan tanah sebagai media tanam dengan penambahan bahan kimia baik berupa pupuk dan pestisida akan mengurangi populasi mikroorganisme dalam tanah baik dari segi jenis maupun jumlahnya," paparnya.
BACA JUGA: Bikin Rusak Lahan Pakan Ternak Warga, Jalur Motor Trail Kepuharjo Diportal
Kekurangan mikroorganisme asli lahan sawah, jelas Eko, berdampak pada kualitas tanah. Di antaranya menyebabkan tekstur tanah menjadi keras dan padat, kesuburan berkurang dan sulit menyimpan air.
"Untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti semula diperlukan mikroorganisme asli dari tanah yang akan berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dalam tanah itu sendiri," jelasnya.
Kesadaran menjaga mikroorganisme asli dari lahan yang dimiliki juga rendah, jelas Eko, karena dianggap tak berperan signifikan.
"Mungkin juga malah dianggap buruk dengan adanya mikroorganisme ini, sehingga kami juga memberikan pemahaman yang tepat agar mikroorganisme ini juga diperhatikan karena berperan penting dalam kesuburan tanah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/02/1179959/pbnu-said-aqil.jpg)
Said Aqil Nilai Pemberian Izin Usaha Tambang Bisa Jadi Bentuk Balas Budi Negara kepada Ormas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Lokasi Penemuan Arca Ganesha di Mlati Segera Diekskavasi, Ini Alasannya...
- Duh! Pemkab Bantul Masih Saja Temukan Beberapa Masyarakat yang Kesulitan Daftar Zonasi Reguler
- Pemkab Bantul Sebut Dua Pekan Lagi, TPST Dingkikan Siap Beroperasi
- Warga Tolak Pembangunan TPS Sementara di Puncak Bucu Piyungan, Pemkab Masifkan Sosialisasi
- Sempat Viral, SMKN 3 Wonosari Akhirnya Berikan Ijazah ke Orang Tua Mantan Siswanya
Advertisement
Advertisement