Kisah Pendiri Asmaralaya Malang Melintas di Jagad Seni Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Asmaralaya Art Production sudah lama malang-melintang di jagad acara Jogja. Usaha ini memfasilitasi para seniman hingga memberikan dampak pada ekonomi masyarakat Jogja.
“Sejak kecil saya seneng main gitar, [suatu ketika] bapak saya pernah bilang, Besok kalau besar, anak sama istrimu mau dikasih makan lagu?’,” kata Ahmad Hasfi Alhazmi, Senin (16/12/2024).
Advertisement
Hasfi cukup jengkel dengan kalimat itu. Dia langsung masuk kamar dengan tekad baru, untuk bisa membuktikan jalan yang dipilihnya layak diperjuangkan. Hasfi tidak bisa menceritakan secara detail alasan suka berkesenian. “Jiwa seni itu tumbuh sendiri, bahasanya kok asik tho dolanan seperti ini,” katanya.
Hasfi memulai kesenian dengan bermain musik saat SMP. Dia kemudian menggeluti karawitan. Saat SMA, Hasfi salah satu jebolan ketoprak pelajar Kota Jogja. Semakin hari koneksinya di dunia seni Jogja semakin banyak. Tahun 2013, Hasfi menjadi anggota band pengiring di acara Angkringan TVRI. Di masa-masa awal digitalisasi itu, Hasfi mulai bermain YouTube dengan mengunggah penampilannya.
BACA JUGA : Seni Instalasi Partisipatif Akan Mempercantik Taman Budaya Embung Giwangan
Penghasilan dari berbagai pentas bisa membiayai kuliahnya secara mandiri sejak semester empat di Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Yogyakarta hingga S2 Tata Kelola Seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Hasfi merambah ke banyak jenis keahlian seni, tidak hanya musik, tapi juga pertunjukkan seperti teater.
“Sehari bisa latihan untuk tiga kelompok, semuanya dijalani. Sampai ada satu orang bilang kalau kamu fokus ke satu aja, tapi juga ada seniman lain bilang untuk ikut [banyak seni agar] terus mengasah skill,” kata Hasfi.
Memasuki 2014, Hasfi mendapat kesempatan menyutradarai UNY Kethoprak Kolosal ‘Perang Tak Pernah Usai’. Pada 2015, dia mendapat amanah dari Dinas Kebudayaan DIY untuk menyutradarai Teater Kolosal ‘Rebutan Cupu Manik Astaghina’ yang melibatkan sekitar 250 seniman. Sejak itu, dia mulai menyisihkan penghasilannya untuk membeli peralatan, bermula dari lampu pertunjukkan. Pengungkitnya, lampu pertunjukkan di organisasi mahasiswa kampusnya belum layak. Dengan membeli lampu secara mandiri, di samping untuk pertunjukan, Hasfi memulai investasi alatnya.
Fasilitasi Seniman
Rekam jejak yang Hasfi rajut semakin memperpanjang langkahnya di dunia pertunjukkan seni di Jogja. Garapan acara juga masuk melalui berbagai dinas di lingkungan pemerintah daerah dan kementerian. Hasfi beberapa kali menjadi sutradara di Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) untuk Kemantren Wirobrajan. Dia sempat mendapatkan juara satu hingga juara favorit di WJNC.
Sebagai persyaratan yang kemudian dibutuhkan saat menggarap acara, pada 2018 Hasbi mendirikan CV bernama Asmaralaya Art Production, nama yang sudah dia gunakan sejak 2015. Legalitas ini yang kemudian bisa turut membantu para seniman, terutama yang tidak suka mengurusi administrasi. Tidak hanya menjadi penghubung dari pembuat acara ke seniman, Hasfi juga menjadi penampung ide para seniman. Saat seniman ada ide pentas tertentu, namun butuh legalitas untuk mengakses dana dan sebagainya, Asmaralaya memainkan perannya.
Asmaralaya semakin berkembang dengan menyediakan jasa event organizer, sound system, lighting system, art decoration, LED screen, recording audio, video clip, studio content, studio greenscreen, rigging, panggung, genset, pengadaan sound lighting, videobooth 360, kursi, tenda, hingga misty Fan. “Sekarang saya lebih enak jadi pemain belakang [layar],” katanya.
Bertahun-tahun terjun di bidang ini membuat Hasfi tahu pola acara di Jogja. Januari hingga Maret, jumlah acara cenderung sedikit. Acara semakin meningkat dan banyak di periode April hingga Oktober. Memasuki November hingga Desember, acara masih ada, namun cenderung sedikit. “[Saat ramai] pernah sehari saya handle lima acara,” kata laki-laki berusia 31 tahun tersebut.
Tidak Hanya untuk Keluarga
Segala keriuhan menangani acara seketika lenyap di Asmaralaya. Gara-garanya pandemi Covid-19 yang juga menyerang Jogja sekitar 2020. Sempat di suatu hari, Hasfi hanya melamun di gudangnya, melihat sound dan lampu yang tergeletak. Di sisi lain, dia masih punya tunggakan di bank yang perlu dibayar.
Di masa pandemi itu, Hasfi melihat Denny Caknan yang live streaming di suatu tempat. Dia hanya melihat konsep streaming itu bertempat di gudang truk. Hasfi merasa bisa membuat konsep serupa. Di gudangnya yang berada di Bantul, dia membuat enam video dummy atau contoh berupa pertunjukkan teater, band musik, jathilan, talkshow, hingga wayang.
Video contoh itu membawanya menggarap podcast dari Paniradya Keistimewaan dengan tajuk Rembag Kaistimewaan. Setiap mendapat gawe, Asmaralaya memberikan effort yang lebih, termasuk membuat properti sesuai tema. “Enggak untung besar, yang penting punya investasi barang, properti nambah. Studio saya kemudian dilirik oleh mahasiswa UNY, UGM, hingga Ndarboy Genk masuk. Ndarboy sudah dua kali membuat video musik di studio Asmaralaya,” kata Hasfi.
Studio Asmaralaya bisa menyesuaikan kebutuhan pengguna. Dan satu hal yang menjadi andalan, studio ini bisa beroperasi 24 jam. Untuk acara tertentu yang pemainnya senior-senior, mempertemukan waktunya cukup susah. Sehingga fleksibilitas studio menjadi penolong para pembuat konten.
Masyarakat sekitar studio juga kelimpahan berkah, dari menjual makanan dan minuman saat ada kegiatan, sampai bisa bertemu dengan para ‘artis’. Dengan Asmaralaya, Hasfi perlahan bisa membuktikan bahwa seseorang bisa hidup dari seni. Tidak hanya memberi ‘makan’ keluarganya, namun kini dia bisa memberi makan 20 pegawai tetap, ditambah pegawai lepas saat event.
Jadi Tidak Jadi, Yang Penting Edukasi
Setiap ada calon klien yang chat atau telepon, Hasfi menyarankan untuk bertemu. Pertemuan secara langsung untuk menyamakan persepsi antara pembuat acara dengan penyedia perlengkapan. Di setiap rencana acara, Hasfi akan banyak bertanya, dari rundown, kebutuhan, konsep, dan lainnya. Itu akan berpengaruh pada jenis dan jumlah perlengkapan yang keluar dari gudangnya.
Hasfi mengibaratkan dua keluarga hendak melangsungkan pernikahan. Keluarga satu sebagai tuan rumah hanya menyediakan sound untuk alat keyboard dan kendang. Padahal saat keluarga satunya lagi datang, mereka membawa seperangkat gamelan. “Nanti ada potensi dikomplain, dianggap enggak professional, padahal saya enggak tahu kebutuhannya. Jadi perlu menyamakan persepsi seperti itu,” kata Hasfi.
Penyamaan persepsi juga untuk teknis di lapangan, misal perlu gladi bersih atau tidak, hingga perlu melansir alat atau tidak, dan sebagainya. Dari sesi persiapan hingga pelaksanaan, tim Asmaralaya akan berkoordinasi dengan pengisi hingga penanggung jawab acara. “Saya bilang kalau saya cerewet di awal, karena pengen tahu keinginan kalian, biar satu persepsi,” katanya. “Pernah ada calon klien yang membandingkan harga di tempat lain, dan dapet yang lebih murah, ternyata enggak sesuai spesifikasi. Event tahun selanjutnya pakai punya kami, mereka bilang ‘Nah seperti ini yang kami mau’,”.
Proses ini menjadi cara Asmaralaya dalam mengedukasi calon dan yang sudah menjadi kliennya. Edukasi di awal dengan banyak diskusi ini, dengan garis bawah, semisal tidak jadi menggunakan jasa Asmaralaya pun tidak masalah. “Yang penting njenengan teredukasi, itu ibaratnya amal jariyah [buat kami], sebagai cara mengingatkan,” kata Hasfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
18 Polisi Terlibat Kasus Pemerasan di DWP, Pengamat: Harus Disanksi Pemecatan
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Duryudana Gugur, Ajak Masyarakat Renungkan Nilai Kepemimpinan
- Jadwal KRL Jogja Solo Selama Libur Nataru, 21 Desember 2024-5 Januari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 21 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 21 Desember 2024
- Jadwal DAMRI ke Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
Advertisement
Advertisement