Advertisement

Promo Desember

Seni Instalasi Partisipatif Akan Mempercantik Taman Budaya Embung Giwangan

Media Digital
Jum'at, 20 Desember 2024 - 17:57 WIB
Maya Herawati
Seni Instalasi Partisipatif Akan Mempercantik Taman Budaya Embung Giwangan Sejumlah anak-anak mengikuti pewarnaan Wayang Merdeka, dalam pembukaan Instalasi Karya Seni Partisipatif: Dari Pintu Ke Pintu, di Taman Budaya Embung Giwangan, Jumat (20/12/2024). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kebudayaan Kota Jogja akan memasang sejumlah karya seni instalasi di Taman Budaya Embung Giwangan dengan tema Dari Pintu ke Pintu. Dengan melibatkan masyarakat termasuk anak-anak, karya seni ini akan dipajang di sejumlah titik sepanjang tahun, secara bertahap.

Penata Kelola Instalasi Karya Seni Partisipatif Dari Pintu Ke Pintu, Sheila Sanjaya, menjelaskan Taman Budaya Embung Giwangan merupakan sarana dari Pemkot Jogja untuk menjadi hub pengembangan kebudayaan dan kesenian masyarakat Kota Jogja.

Advertisement

“Karena ini adalah area yang baru, pameran ini untuk memulai, wiwitan dari pintu ke pintu. Mengetuk pintu, mengajak masyarakat menjadi bagian dari instalasi yang akan dumbuh ke depan di area Taman Budaya Embung Giwangan,” ujarnya dalam pembukaan pameran, Jumat (20/12/2024).

Instalasi Karya Seni Partisipatif Dari Pintu Ke Pintu ini uniknya melibatkan warga sekitar, seniman dari Rintisan Kelurahan Budaya serta komunitas seni lainnya. Salah satu komunitas seni yang digandeng yakni Wayang Merdeka, yang mengajak anak-anak untuk melukis wayang yang terbuat dari sampah.

“Kita memulainya dengan instalasi pintu, yang direspons oleh komunitas Wayang Merdeka. Nah nanti akan tumbuh bersama perkembangan Rintisan Kelurahan Budaya. Pameran ini sengaja menghidupkan titik-titik di Taman Budaya Embung Giwangan yang belum terakses,” kata Penata Kelola Instalasi Karya Seni Partisipatif Dari Pintu Ke Pintu lainnya, Hardiwan Prayoga.

Adapun Rintisan Kelurahan Budaya yang dilibatkan sebanyak 36 keluirahan. Masing-masing akan merespon titik-titik di sekitar pintu itu dengan karya mereka. “Tapi untuk jumlahnya masih sambil jalan. Penempatannya lebih di area utara,” katanya.

BACA JUGA: Komunitas Pariwisata Digandeng untuk Mencegah Praktik Nuthuk Harga Saat Libur Natal di Jogja

Instalasi karya seni partisipatif ini nantinya akan ditempatkan di area outdoor semuanya. “Tantangannya di situ. Karena kalau indoor, Taman Budaya ini sudah punya galeri. Jadi bagaimana agar orang tetap bisa mengakses kesenian tanpa harus masuk ke galeri,” ungkapnya.

Ketua Wayang Merdeka, Miko, menuturkan Wayang Merdeka menyasar anak-anak dalam pembuatan karya seni wayang. “Setiap bulan kami keliling Jogja memberi workshop wayang-wayangan kepada anak-anak,” katanya.

Uniknya, Wayang Merdeka menggunakan medium sampah atau barang bekas untuk membuat wayang. Karakter dan pewarnaan wayang yang dibuat pun bukan seperti pada wayang klasik, melainkan bebas sesuai imajinasi anak-anak.

“Sekarang global warming adalah problem lingkungan. Kami perkenalkan persoalan lingkungan lewat main-main. Sampah dari rumah menjadi mainan wayang-wayangan. Dari sampah menjadi sesuatu yang bernilai baru,” kata dia. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tegaskan Boikot Produk-Produk Israel, Komisi I DPR Usulkan RUU

News
| Jum'at, 20 Desember 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Targetkan Lebih dari 210 Ribu Pengunjung, InJourney Destinations Siapkan Beragam Pelayanan Selama Libur Nataru 2025

Wisata
| Jum'at, 20 Desember 2024, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement