Advertisement
DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Duryudana Gugur, Ajak Masyarakat Renungkan Nilai Kepemimpinan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–DPRD DIY menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, Jumat (20/12/2024). Kali ini, lakon yang dipilih adalah Duryudana Gugur, sebuah kisah klasik pewayangan yang sarat makna tentang kepemimpinan, kebenaran, dan perjuangan.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyampaikan bahwa pemilihan lakon Duryudana Gugur memiliki relevansi dengan situasi politik yang tengah dihadapi bangsa. "Lakon ini mengajarkan kita tentang pentingnya kebenaran dan perjuangan yang lurus. Werkudara menjadi simbol dari seorang pemimpin yang teguh pada pendiriannya, sementara Sengkuni dan Duryudana mewakili sifat manipulatif dan penyalahgunaan kekuasaan," ujar Eko.
Advertisement
Lebih lanjut, Eko juga menghubungkan lakon ini dengan dinamika politik yang terjadi di awal tahun 2024. "Pemilu yang baru saja kita lalui dan berbagai peristiwa politik lainnya menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kepemimpinan yang berintegritas," imbuhnya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol DPRD DIY, Marlina Handayani mengungkapkan bahwa pertunjukan wayang kulit ini merupakan bentuk komitmen DPRD DIY dalam melestarikan budaya Jawa. "Kami berharap melalui kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pewayangan," kata Marlina.
Lakon Duryudana Gugur menceritakan tentang perang Bharatayudha, di mana Pandawa dan Kurawa saling bertempur memperebutkan tahta Hastinapura. Duryudana, sebagai pemimpin Kurawa, digambarkan sebagai sosok yang ambisius dan licik. Sementara itu, Werkudara, salah satu Pandawa, dikenal sebagai sosok yang kuat, jujur, dan berjiwa ksatria.
Melalui kisah ini, penonton diajak untuk merenungkan tentang pentingnya kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Duryudana yang menyalahgunakan kekuasaannya menjadi contoh nyata bagaimana seorang pemimpin dapat membawa kehancuran bagi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
DPRD DIY berharap pertunjukan wayang kulit ini dapat menjadi agenda rutin yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Selain sebagai hiburan, pertunjukan wayang kulit juga diharapkan dapat menjadi sarana edukasi, khususnya bagi generasi muda. "Kami ingin agar warisan budaya kita tetap lestari dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang," pungkas Marlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Antisipasi Pengamen Liar di Malioboro, Ini Langkah Satpol PP Jogja
- Pergerakan Pelancong di Bantul pada Hari H LebaranTak Seramai Tahun Lalu
- Diduga Mengantuk, Pengemudi Mobil Tabrak Warga Gunungkidul dan Bengkulu Hingga Meninggal
- Gembira Loka Zoo Hadirkan Zona Cakar di Masa Libur Lebaran
- Libur Lebaran Hari Kedua, Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan
Advertisement
Advertisement