Advertisement

Dikepung Sekolah Negeri dan Swasta, SMP di Bambanglipuro Ini Hanya Kebagian 1 Murid

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 17 Juli 2024 - 19:17 WIB
Arief Junianto
Dikepung Sekolah Negeri dan Swasta, SMP di Bambanglipuro Ini Hanya Kebagian 1 Murid Ilustrasi siswa. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Pada Tahun Ajaran 2024/2025, SMP 2 Veteran Bantul hanya mendapatkan seorang siswa. Akibatnya, sekolah tersebut hanya mengandalkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) yang jumlahnya minim.

Kepala SMP 2 Veteran Bantul, Oktiana Purnomo Wahyu Hidayat yang akrab disapa Purnomo menilai jumlah siswa yang didapat tersebut lantaran dampak dari keberadaan sembilan SMP negeri dan swasta lain di Kapanewon Bambanglipuro. 

Advertisement

Dia menuturkan hal itu karena ada penambahan rombongan belajar di sekolah negeri beberapa waktu lalu. Selain itu, menurutnya, ada trend masyarakat menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis keagamaan. 

Dia menuturkan sejak 2019, jumlah siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut terbilang sedikit. Siswa baru yang mendaftar ke sana ada sekitar 2 orang per tahun, sementara di tahun ini ada satu orang siswa yang mendaftar.  “Di sini banyak siswa pindahan, sehingga ketika di akhir [kelas IX] akan bertambah,” katanya, Rabu (17/7/2024).

Minimnya jumlah siswa, kata dia, membuat sekolah mengalami kesulitan untuk membayar gaji guru dan operasional sekolah. Hal itu lantaran sekolah tersebut mengandalkan sumber pembiayaan dari Dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (Bosnas) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda).

“Jumlah siswa yang sedikit itu menjadikan sumber pendanaan sedikit, kita pendanaan tergantung dari BOSNAS dan BOSDA, itu dikali jumlah siswa, kalau siswa sedikit kita dapat [dana] BOS juga sedikit,” katanya. 

Dana Bosnas dan Bosda diberikan kepada setiap sekolah sesuai jumlah siswa yang ada. Bagi sekolah yang muridnya terbatas, maka anggaran Bosnas dan Bosda yang dikucurkan pun terbatas. 

Menurutnya, peminat yang mendaftar di sekolahnya masih minim, sehingga pihaknya tidak membebankan SPP setiap bulan kepada para siswa, hanya ada uang pangkal bagi siswa baru. “Uang pangkal tergantung kemampuan siswa. Kebanyakan siswa pindahan, sebagai patokan mereka mengganti [dana] BOS saja sekitar Rp1,1 per tahun dan biaya ujian,” katanya. 

BACA JUGA: PPDB Rampung, 4 Sekolah Negeri di Kulonprogo Daya Tampungnya Tak Terpenuhi

Dari situ, menurutnya ada lima orang guru tetap yang digaji dari dana Bosnas dan Bosda. Sementara menurutnya, ada insentif bagi para guru dan karyawan yang diberikan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan golongannya dengan kisaran Rp250 ribu-Rp650 ribu. 

Sementara Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto menyampaikan pihaknya akan mengevaluasi penyebab sekolah tersebut hanya mendapat satu murid di tahun ini. Meskipun jumlah siswa yang ada masih terbatas, menurut Nugroho pihaknya berupaya memberikan gaji yang layak bagi guru dan karyawan.  

“Pembiayaan sekolah dapat dari Bosnas dan Bosda. Itu [Bosnas dan Bosda] dihitung dari jumlah siswa yang ada. Ada pula pemberian insentif bagi guru tidak tetap yayasan dan pegawai tetap yayasan. Pembiayaan sudah kami berikan sesuai kemampuan daerah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rabu Biru Foundation dan InJourney Kolaborasi Sukseskan Pertanian Berkelanjutan dengan Teknologi Drone

News
| Selasa, 03 Desember 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement