Advertisement

Presiden Terpilih Diminta Bentuk Komite Pengembalian Aset dan Manuskrip Sultan HB II

Yosef Leon
Senin, 22 Juli 2024 - 09:47 WIB
Ujang Hasanudin
Presiden Terpilih Diminta Bentuk Komite Pengembalian Aset dan Manuskrip Sultan HB II Yayasan Vasiatti Socaning Lokika bersama Trah Sultan HB II dan Perpusnas serta Bappenas RI dalam seminar nasional bertajuk Repatriasi Naskah Kuno: Mengembalikan Identitas, Menjaga Warisan beberapa waktu lalu. (Email)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Upaya pengembalian aset dan manuskrip kuno era Sultan Hamengku Buwono II yang dirampas oleh Inggris dalam peristiwa Geger Sepehi silam terus diupayakan. Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, yang getol bersuara tentang pentingnya pengembalian aset itu pun meminta pemerintahan baru nanti ikut mengawal proses tersebut. 

Ketua Yayasan Vasiatti Socaning Lokika sekaligus Trah Sri Sultan HB II Fajar Bagoes Poertranto mengatakan, pihaknya menginginkan agar dalam proses pengembalian aset dan manuskrip itu terjadi secara mulitilateral baik itu antara pihak Trah Sultan HB II, Keraton Yogyakarta, Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Inggris. 

Advertisement

"Maka dari itu pemerintahan baru mendatang atau Presiden terpilih Prabowo Subianto kami harap dapat membentuk komite repatriasi," katanya, Senin (22/7/2024). 

Fajar menyebutkan, banyak upaya yang telah dilakukan pihaknya untuk mengembalikan aset dan manuskrip yang terdiri dari sejumlah koleksi itu. Beberapa lembaga pemerintahan terkait telah diajak berdiskusi dan berkoordinasi agar proses pengembalian membuahkan hasil dan bisa diwariskan ke generasi sekarang maupun yang akan datang.

"Kami juga tengah berkomunikasi intens dengan Kementerian Luar Negeri, KBRI London, Perpustakaan Nasional untuk meminta secara resmi kepada Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggris dalam rangka pengembalian aset dan manuskrip asli yang dirampas pada peristiwa Geger Sepehi di tahun 1812," jelasnya. 

BACA JUGA: Pengembalian Naskah Kuno Era Sultan HB II Didorong Masuk Dalam RPJMN 2025 - 2029

Sementara Perpustakaan Nasional RI menyatakan bahwa, dari 121.545 naskah kuno yang tercatat sedikitnya 82.158 koleksi tersimpan secara pribadi dan di lembaga dokumenter dalam negeri. Sedangkan sisanya masih banyak yang berada di luar negeri. 

"Kami mengutamakan kerja sama luar negeri dalam upaya repatriasi naskah kuno,” kata Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Mariana Ginting beberapa waktu lalu. 

Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami menegaskan komitmen negara untuk melakukan repatriasi naskah kuno. Repatriasi naskah kuno, kata dia merupakan isu penting dalam pembangunan manusia dan pembangunan kemajuan kebudayaan. Bahkan, program ini mestinya jadi prioritas agenda bidang kebudayaan pada RPJMN 2025-2029.

“Yang memiliki komitmen terhadap naskah kuno tidak hanya filolog. Namun memang perlu pemetaan secara matang dan mendetail terlebih dulu mengingat repatriasi memerlukan usaha sistematis dan keberlanjutan,” jelas Amich. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement