Advertisement

Mengenal Si Thole, Shuttle Bus Berbahan Bakar Sampah di Jogja

Alfi Annisa Karin
Selasa, 30 Juli 2024 - 06:27 WIB
Ujang Hasanudin
Mengenal Si Thole, Shuttle Bus Berbahan Bakar Sampah di Jogja Kendaraan shuttle bus Si Thole yang menggunakan bahan bakar solar dari sampah plastik tengah terparkir di Taman Parkir Ngabean, Senin (29/7/2024) - Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Berbagai pihak turut bergerak untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Jogja, termasuk yang dilakukan oleh Forum Komunitas Kawasan Alun-Alun Utara (FKKAU). Pengelola Si Thole itu berupaya mengarahkan kendaraan angkutan umum menjadi kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar sampah. 

Si Thole merupakan shuttle bus yang dikelola oleh FKKAU dan bermitra dengan Pemkot Jogja. Selama ini, bus berwarna hijau muda ini melayani penumpang untuk rute-rute dalam kota, khususnya kawasan Jeron Beteng.

Advertisement

Kini, shuttle bus ini tengah menjalani masa uji coba penggunaan bahan bakar dari sampah plastik. Inovasi ini dicetuskan oleh sebuah yayasan bernama Get Plastic Indonesia. Tak bekerja sendirian, Get Plastic Indonesia turut bekerja sama dengan Bank Sampah Go Green milik warga Cupuwatu, Kalasan.

Founder Bank Sampah Go Green sekaligus Waste Management Supervisor Get Plastic Indonesia Supriyani Wulandari menuturkan dia memanfaatkan sampah plastik yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM. Danik, sapaannya, menjelaskan inovasi ini sebenarnya tak secara khusus diperuntukkan bagi operasional Si Thole.

Sejatinya inovasi bahan bakar dari sampah plastik ini ada untuk menggerakkan event besar yayasan Get Plastic Indonesia yang diberi nama Get The Fest. Event ini nantinya akan menggunakan 100 persen energi dari sampah.

Sebagai langkah sosialisasi, Get Plastic Indonesia lantas mencoba merengkuh kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satu yang berjalan mulus adalah kerja sama dengan FKKAU berupa penyediaan bahan bakar solar dari sampah plastik bagi operasional shuttle bus Si Thole.

Danik menjelaskan, bahan bakar solar buatan Get Plastic Indonesia benar-benar memanfaatkan sampah plastik low value. Ini merupakan jenis sampah plastik yang tak punya nilai jual dan tak laku jika dibawa ke bank sampah. Misalnya, sampah sterofoam, plastik kemasan, plastik kresek, cup kopi, dan berbagai sampah plastik lainnya.

BACA JUGA: Sulap Sampah Jadi BBM, Bank Sampah di Sleman Hasilkan Ratusan Liter Solar

Proses pembuatan solar dari sampah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pirolisis. Teknologi ini memungkinkan terjadinya pemanasan tanpa menggunakan oksigen. Awalnya sampah plastik dimasukkan ke mesin reaktor dan ditunggu sampai menyentuh temperatur 250-300 derajat celcius. Dari 10 kilogram sampah plastik jenis polypropilene bisa menghasilkan 10,25 liter solar.

"Selain solar, ada karbon residu yang muncul dan gas propilene yang keluar karena sistemnya bukan pembakaran, tapi pemanasan," jelas Danik saat ditemui di Taman Parkir Ngabean, Senin (29/7/2024).

Danik menyebut, sampah plastik yang dia terima sejak bulan lalu terhitung sudah mencapai 1,1 ton. Sejauh ini, sudah lebih dari 200 liter solar diproduksi oleh Get Plastic Indonesia. Solar itu telah digunakan sebagai bahan bakar armada pengangkut sampah dan shuttle bus Si Thole.

Proses pengolahan solar dari sampah plastik masih terus dilakukan setiap hari hingga Oktober mendatang. Bisa dibilang ini merupakan bagian dari pilot project. Namun, tak menutup kemungkinan akan dilakukan berkelanjutan jika ada pihak yang berminat untuk bekerja sama dengan Get Plastic Indonesia.

Dani mengatakan, gerakan Get Plastic Indonesia ini bisa menjadi alternatif pengolahan sampah plastik bernilai jual rendah, tapi tetap ramah lingkungan.

"Setidaknya sudah ada upaya untuk mengolah sampah low value. Kami juga menghindarkan sampah-sampah ini untuk tidak masuk ke sungai dan mencemari sungai," katanya.

Sementara, Sekretaris FKKAU Krisnadi Setyawan menuturkan, kerja sama dengan Get Plastic Indonesia ini merupakan bagian dari kepeduliannya terhadap persoalan pengolahan sampah di Kota Jogja. Krisnadi mencoba mengaitkan operasional Si Thole dengan persoalan sampah di Kota Jogja.

Berawal dari pemikiran dan hasil riset Krisnadi, mungkinkah shuttle bus ini dijalankan dengan menggunakan bahan bakar yang terbuat dari sampah? Sebab, teknologi ini sudah gencar digunakan di negara lainnya.

"Teknologi ini sudah ada sejak tahun 80-an dan di luar negeri sudah wajar, pengolahan plastik jadi BBM. Kalau di luar negeri dilakukan skala industri," kata Krisnadi yang juga anggota DPRD Kota Jogja ini.

BACA JUGA: 60 Ton Sampah Kota Jogja Akan Diolah di Bantul

Penggunaan solar dari bahan sampah plastik ini wujud dari tanggung jawab nya dalam menjalankan Pergub Nomor 2 Tahun 2024 Tentang Kawasan Cagar Budaya Sumbu Filosofi. Salah satu poinnya menyebutkan bahwa transportasi dalam kawasan cagar budaya adalah transportasi ramah lingkungan. Dia khawatir jika tak kunjung dapat solusi, kendaraan Si Thole akan digantikan dengan kendaraan listrik. Padahal, bagi Krisnadi satu unit kendaraan listrik saja mahal harganya.

"Ini jadi landasan berpikir saya, cari solusi jalan tengahnya apa. Saya berani klaim angkutan umum pertama yang pakai solar dari sampah plastik baru Si Thole. Saya ingin menyampaikan sebenarnya pengelolaan sampah ada berbagai variasi. Tinggal bagaimana masyarakat menangkapnya dan pemerintah mau seperti apa kebijakannya," ungkap Krisnadi.

Kini, ada 5 unit Si Thole yang dikelola oleh FKKAU. Satu diantaranya menjadi pilot project penggunaan solar berbahan sampah. Ke depan, tak menutup kemungkinan seluruhnya akan menggunakan solar berbahan sampah. Selama lebih dari satu minggu uji coba juga tak ditemui adanya kendala.

Salah satu driver Si Thole, Dodi mengaku tarikan gas bus Si Thole bahkan terasa lebih responsif jika dibandingkan dengan solar biasa. Gas buang juga tipis. Dodi juga tak menemui adanya persoalan dalam mesin. Soal efektivitas, solar dari sampah plastik terlampau sedikit lebih irit jika dibanding dengan solar biasa.

"Saya ngisi full solar sampah. Sejak Senin sampai saat ini berkurang 2 bar. Kalau solar biasa sudah habis setengah tanki," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rabu Biru Foundation dan InJourney Kolaborasi Sukseskan Pertanian Berkelanjutan dengan Teknologi Drone

News
| Selasa, 03 Desember 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement