Advertisement
Kekeringan, DIY Bakal Bikin Hujan Buatan Pakai Pesawat BNPB

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mengatasi kekeringan yang terus meluas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bakal menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk menggunakan pesawat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana saat dihubungi di Jogja, mengatakan modifikasi cuaca merupakan upaya tindak lanjut setelah Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan ditetapkan di DIY per 1 Agustus 2024.
Advertisement
"Kami bekerja sama dengan BNPB terkait dengan modifikasi cuaca. Nanti kita membuat hujan buatan dengan cara menaburkan garam di awan," kata dia, Kamis (8/8/2024).
Ia mengatakan terkait dengan jumlah pesawat yang bakal digunakan serta waktu yang tepat untuk pelaksanaan modifikasi cuaca masih dibahas bersama BNPB.
Sebab, katanya, tanpa ditemukan awan dengan kelembapan tinggi di langit DIY, modifikasi cuaca mustahil bisa direalisasikan.
"Kami melihat cuaca, atau kondisi juga. Membuat hujan buatan kalau tidak awan kan juga tidak bisa sehingga kita lihat dulu awannya berada di sebelah mana, itu kan harus diperhatikan," kata dia.
Menurut dia, pelaksanaan modifikasi cuaca sepenuhnya akan menggunakan dana siap pakai (DSP) dari BNPB.
BACA JUGA: Veddriq Kalahkan Atlet China, Medali Emas Pertama Indonesia Didapat dari Panjat Tebing
Edhy mengatakan dari lima kabupaten/kota di DIY, Kabupaten Gunungkidul bakal menjadi sasaran pertama program teknologi modifikasi cuaca karena dinilai sebagai wilayah paling terdampak kekeringan.
Dari 1.000 tangki air bersih yang disiapkan di Gunungkidul, kata dia, hingga saat sekitar 500 tangki atau 50 persen dari persediaan telah disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Saat ini yang terbanyak minta dropping air itu kan di Gunungkidul. 500 tangki itu yang keluar dari BPBD, namun kalau yang dari kecamatan-kecamatan kami belum bisa mendata," kata dia.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogja Reni Kraningtyas mendukung rencana modifikasi cuaca mengingat Agustus merupakan puncak musim kemarau dan sebagian besar wilayah DIY mengalami hari tanpa hujan (HTH) kategori panjang sejak dasarian kedua Juni 2024.
Meskipun saat ini juga muncul fenomena la Nina, ia menyebut kategorinya lemah sehingga tidak signifikan menurunkan hujan di DIY.
Selain itu, menurut dia, Agustus merupakan momen tepat pelaksanaan modifikasi cuaca sebab masih ada sisa awan-awan konvektif yang dibutuhkan untuk menciptakan hujan buatan.
"Curah hujan Bulan Agustus kami prediksi berkisar 0 sampai 50 milimeter. Memang lebih kecil dibanding September tetapi masih ada awan-awan hujan sehingga untuk modifikasi cuaca masih bisa," kata Reni.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang berlaku sejak 1 Agustus hingga 31 Agustus 2024. Status tersebut dapat diperpanjang apabila bencana kekeringan di wilayah ini masih berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement