Advertisement

Promo November

Gen Z Diingatkan Gaya Berbusana Tak Harus Selalu Meniru Medsos

Sunartono
Jum'at, 16 Agustus 2024 - 22:02 WIB
Sunartono
Gen Z Diingatkan Gaya Berbusana Tak Harus Selalu Meniru Medsos Diskusi rangkaian road to Jogja Fashion Week 2024 bertajuk Fashion and Beauty. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Anak muda khususnya generasi z di era sat ini lebih banyak meniru gaya fesyen di media sosial. Mereka biasanya mau melakukan apa saja agar mode fesyennya sesuai dengan tren berkembang di medsos. Padahal pemuda bisa percaya diri, berkembang dengan jiwa dan raga yang dimiliki tanpa harus meniru.

Hal itu dibahas dalam diskusi rangkaian road to Jogja Fashion Week 2024 bertajuk Fashion and Beauty di salah satu kafe kawasan Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (15/8/2024) petang. Figur public yang juga Dimas Diajeng Kota Jogja 2023 Maura Izzati melihat bahwa tren raga dan busana dari kalangan muda khususnya generasi Z memang lebih banyak terpengaruh media sosial.

Advertisement

"Biasanya sedikit-sedikit berpikir, pakaian saya sudah sesuai dengan yang di medsos belum ya. Mereka akan melakukan apa saja untuk bisa seperti di medsos. Ada yang berusaha untuk meluruskan rambutnya pokoknya harus sesuai dengan society, itu sangat disayangkan," katanya.

BACA JUGA : Beringharjo Bersemi Lagi, Jumlah Penjualan Baju Naik Signifikan

Seharusnya anak muda bisa menempatkan diri sesuai dengan pepatah Jawa bahwa ajining diri soko lathi, ajining raga saka busana ata harga diri seseorang tergantung perilaku dan busana. Menurutnya, cantik tidak hanya dari luar namun juga datang dari dalam yang diwujudkan melalui tata krama, berbudaya seperti yang diajarkan nenek moyang. "Jadi kombinasi cantik itu tidak hanya dari make up dan fesyen, tetapi juga perilaku," ujarnya.

Di Jogja misalnya, kata dia, sangat kental dengan budaya, dalam fesyen perlu menyisipkan nilai lokal. Tidak harus selalu menggunakan kebaya atau batik secara penuh akan tetapi bisa dipadukan dengan baju modern. "Jadi tetap ada sentuhan budayanya," ucapnya.

Viral

Make Over Representative Renny Arfia juga mengingatkan hal serupa. Tren make up yang seringkali viral di medsos belum tentu cocok digunakan oleh semua orang. Karena dalam make up harus menyesuaikan dengan kondisi setiap orang. Oleh karena itu tidak harus selalu meniru yang berada di medsos.

"Saya melihatnya tren make up itu juga selalu berkembang. Tetapi tidak harus selalu meniru viral di medsos. Perlu mengenali karakter wajah masing-masing, kalau memang tidak cocok dengan yang di medsos tidak harus dipaksakan," katanya.

BACA JUGA : Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer

Fashion Desainer Lila Imelda Sari dalam diskusi itu mengungkap perancang busana dalam membuat desain sangat menyesuaikan dengan kebutuhan. Tidak serta merta bergantung pada tren yang ada. Ia mencontohkan jika desain sekadar untuk koleksi tentu bisa dari bahan dan model yang lebih idealis.

"Bahkan kadang hanya dengan melihat pohon saja bisa jadi ide desain. Tetapi ada hal-hal yang kadang menjadi pertimbangan, misalnya pada bulan-bulan tertentu membuat karya desain dengan warna cerah atau gelap," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement