Advertisement

Harga Komoditas Pangan di Sleman Saat Kemaru, Dinas Beberkan Penyebabnya

Catur Dwi Janati
Senin, 19 Agustus 2024 - 16:37 WIB
Arief Junianto
Harga Komoditas Pangan di Sleman Saat Kemaru,  Dinas Beberkan Penyebabnya Ilustrasi beras di pasar tradisional. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN -- Meski masih dilanda musim kemarau, Disperindag Sleman memastikan stok bahan pangan di Sleman masih aman. Pasokan bahan pangan yang banyak disuplai dari wilayah pegunungan yang masih cukup air membuat harga pangan di Sleman masih cenderung stabil.

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Kurnia Astuti mengungkapkan secara umum pada musim kemarau ini ketersediaan dan pasokan bahan pangan di pasaran masih tergolong aman. Malahan dia menambahkan jika sejumlah sayur mayur mengalami tren penurunan harga di kemarau ini. "Saat ini masih stabil [bahan pangan]," kata Nia pada Senin (19/8/2024).

Masih stabilnya harga bahan pangan di pasaran tak terlepas dari pasokan air di daerah produsen. Selama daerah produsen sayur seperti Wonosobo, Magelang hingga Karanganyar tak mengalami kekeringan, harga bahan pangan yang beredar di Sleman pun akan terus cenderung stabil. 

Advertisement

"Ini kan belum sampai kekeringan, artinya air masih tidak masalah karena suplai sayuran kita banyak dari daerah-daerah pegunungan, di Dieng, Wonosobo, Magelang, Karanganyar saat ini masih aman tidak kesulitan air," tandasnya. 

Namun, bila pasokan air di hulu produsen bahan pangan mulai tersendat, harga bahan pangan berpotensi bisa melonjak.

Secara garis besar tren sayur mayur di sejumlah pasar rakyat Sleman tengah mengalami penurunan.

Namun adanya momen Agustusan membuat sejumlah bahan pangan sedikit mengalami kenaikan. Kenaikan ini cenderung hanya bersifat sementara mengikuti agenda hari besar. 

Harga rata-rata cabai rawit hijau di Sleman tembus di angka Rp45.714 per kilogram, naik sekitar Rp714 per kilogram. Selain cabai rawit hijau harga sejumlah komoditas bawang juga terpantau naik.

Kenaikan ini terjadi pada komoditas bawang merah, bawang putih honan dan bawang putih kating. "Cabai agak naik karena volume produksi yang menurun," tandasnya.

"Bawang-bawangan ini agak sedikit naik karena kemarin mungkin 17-an sehingga demand naik untuk orang masak-masak tirakatan biasanya memang lebih tinggi," imbuhnya 

Kenaikan harga pangan yang signifikan diprediksi Nia baru akan terjadi pada September-Oktober nanti.

Selain kemungkinan musim hujan yang membuat sejumlah sayur berjamur, busuk atau gagal panen, pada bulan-bulan tersebut masyarakat mulai kembali menggelar hajatan usai bulan Suro.

"Kami prediksi untuk Agustus ini kebutuhannya tidak terlalu tinggi. Mungkin mendekati September-Oktober mungkin naik karena sudah mulai bisa hajatan lagi. Kalau kemarin suro," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Indonesia Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum

News
| Rabu, 18 September 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Wisata Kampung Belgia di Jember Tawarkan Agrowisata Heritage

Wisata
| Minggu, 15 September 2024, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement