Advertisement

Pakar Hukum Tata Negara UGM Sebut Revisi Undang-undang Pilkada Harus Dihentikan, Hanya Politik Dinasti

Catur Dwi Janati
Kamis, 22 Agustus 2024 - 23:47 WIB
Maya Herawati
Pakar Hukum Tata Negara UGM Sebut Revisi Undang-undang Pilkada Harus Dihentikan, Hanya Politik Dinasti Pengadilan - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pakar Hukum Tata Negara yang juga Ketua Pusat Kajian Hukum dan Keadilan Sosial (LSJ) Fakultas Hukum UGM, Herlambang Perdana Wiratraman berpendapat revisi Undang-Undang Pilkada tidak relevan. Praktik ini disebut Herlambang cenderung dekat dengan aroma politik dinasti.

Karena merasa tidak relevan akan perevisiannya, Herlambang meminta revisi Undang-Undang Pilkada dihentikan. "Ya saya kira dihentikan, enggak relevan karena itu hanya politik dinasti," kata Herlambang, Kamis (22/8/2024).

Advertisement

Selain nuansa politik dinasti yang kental, revisi Undang-Undang Pilkada lanjut Herlambang seolah digelar hanya untuk melanggengkan kartelisasi politik di negeri ini.

"Dan juga hanya untuk mengencangkan kartelisasi politik yang terjadi di republik ini," katanya. 

Oleh karena itu, Herlambang menilai harusnya semua pihak menghormati putusan MK. "Putusan MK yang harus dihargai atau dihormati," kata Herlambang.

BACA JUGA: Sekjen PDIP Sebut Anies Punya Peluang Diusung di Pilkada Jakarta Asal Mau Ikut Ideologi Partai

Herlambang juga berharap masyarakat tidak terlena atau dibohongi dengan adanya penundaan rapat paripurna pengesahan Undang-Undang Pilkada.

Masyarakat tegas Herlambang harus terus mengawal isu ini. "Rakyat sudah terbiasa dibohongi ya. Jadi saya kira kita enggak boleh diam hanya dengan penundaan itu," ujarnya.

"Mudah-mudahan kita tetap bersetia dengan kekuatan gerakan masyarakat yang bisa membawa pesan perubahan lebih baik di republik ini."

Dari kalangan dosen atau pengajar upaya konsolidasi disebut Herlambang terus dilakukan. Harapannya semangat ini tidak surut untuk mengingatkan penguasa yang tengah sewenang-wenang.

"Sedang berlangsung terus, mudah-mudahan teman-teman tidak menjadi surut yang dengan situasi sekarang ini dan ya saya kira semua elemen sekarang sedang berupaya bersama-sama untuk mengingatkan penguasa yang sewenang-wenang," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Mag 5,1 Guncang Papua

News
| Selasa, 17 September 2024, 02:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Jogja Masih Jadi Magnet Wisatawan

Wisata
| Minggu, 08 September 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement