Ratusan Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Nyalakan Lilin Respon Situasi Darurat Demokrasi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Ratusan massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan sejumlah dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar aksi menyalakan lilin di bawah pohon bodhi yang terletak di halaman Balairung UGM.
Koordinator Aksi, Monica Ratna Theodora mengungkapkan aksi ini digelar sebagai respon atas undang-undang yang diacak-acak mendekati Pilkada 2024.
Advertisement
"Aksi kami kali ini juga tidak terlepas dari UU pemilu yang mau diacak-acak dan mendekati Pilkada," ujarnya, Senin (26/8/2024) malam.
Pendaftaran calon kepala daerah yang harusnya melalui proses-proses panjang, dinilai tidak bisa langsung ditempuh dengan jalan pintas melalui orang-orang yang tidak memiliki kredibilitas yang bagus. Monica juga mengatakan bila demokrasi Indonesia saat ini seperti dirampas. "Demokrasi kita juga serasa dirampas," katanya.
BACA JUGA: Dampak Gempa Gunungkidul, Satu Rumah di Karanganyar Jawa Tengah Rusak
Aksi penyalaan lilin di bawah pohon bodhi dilatar belakangi dari sejarah Siddhattha Gotama yang melakukan pertapaan di bawah pohon bodhi dan mendapatkan pencerahan yang sempurna. Berkaca dari sana, aksi ini berharap bisa menjadi pencerahan atau pengetahuan.
"Lilin sebagai penerangan kita, karena itu sebagai arti untuk penerangan menerangi dari pohon ilmu pengetahuan yang sudah lama gelap. Kita terangi dengan cahaya lilin untuk menerangi semangat kita untuk aksi," katanya.
Salah satu dosen yang mengikuti aksi, Ricardo Simarmata mengatakan jika dosen dan mahasiswa disatukan atas penggunaan akal sehat. Karena kesamaan pikiran atas situasi terkini itu lah para dosen dan mahasiswa melebur jadi satu untuk melakukan aksi.
"Ini dosen dan mahasiswa itu disatukan oleh penggunaan akal yang sehat ya. Jadi dosen dan mahasiswa punya instrumen yang sama akal yang sehat dan menurut takaran akal yang sehat sama-sama enggak beres ini [demokrasi], sudah keterlaluan," kata Dosen Fakultas Hukum UGM tersebut.
Ricardo merasa perlu mendukung aksi mahasiswa agar mereka tidak merasa takut dan khawatir. Pekan lalu isu yang didorong ialah mendesak untuk pembatalan revisi Undang-undang Pilkada yang sejauh ini cukup berhasil.
"Sejak hari Kamis kemarin itu kalau Fakultas Hukum dosen secara individual beberapa kemudian pimpinan fakultas itu sejalan. Sejalan untuk mendukung [aksi], walaupun di Fakultas Hukum tidak ada seperti di Fisipol ya surat edaran dekan bahwa mahasiswa bisa meninggalkan kuliah, tapi praktiknya di kita enggak masalah di Fakultas Hukum [mahasiswa turun aksi]," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Heboh Kabar Pembebasan Dirinya, Mary Jane Veloso Telepon Kedubes Filipina
- Bawaslu DIY Petakan Potensi Kerawanan TPS Pilkada 2024, Listrik & Internet Kerap Jadi Kendala
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
Advertisement
Advertisement