Advertisement

Ratusan Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Nyalakan Lilin Respon Situasi Darurat Demokrasi

Catur Dwi Janati
Selasa, 27 Agustus 2024 - 21:27 WIB
Maya Herawati
Ratusan Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Nyalakan Lilin Respon Situasi Darurat Demokrasi Aksi menyalakan lilin di sekitar pohon bodhi yang dilakukan mahasiswa dan dosen UGM pada Senin (26/8/2024). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Ratusan massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan sejumlah dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar aksi menyalakan lilin di bawah pohon bodhi yang terletak di halaman Balairung UGM.

Koordinator Aksi, Monica Ratna Theodora mengungkapkan aksi ini digelar sebagai respon atas undang-undang yang diacak-acak mendekati Pilkada 2024.

Advertisement

"Aksi kami kali ini juga tidak terlepas dari UU pemilu yang mau diacak-acak dan mendekati Pilkada," ujarnya, Senin (26/8/2024) malam.

Pendaftaran calon kepala daerah yang harusnya melalui proses-proses panjang, dinilai tidak bisa langsung ditempuh dengan jalan pintas melalui orang-orang yang tidak memiliki kredibilitas yang bagus. Monica juga mengatakan bila demokrasi Indonesia saat ini seperti dirampas. "Demokrasi kita juga serasa dirampas," katanya.

BACA JUGA: Dampak Gempa Gunungkidul, Satu Rumah di Karanganyar Jawa Tengah Rusak

Aksi penyalaan lilin di bawah pohon bodhi dilatar belakangi dari sejarah Siddhattha Gotama yang melakukan pertapaan di bawah pohon bodhi dan mendapatkan pencerahan yang sempurna. Berkaca dari sana, aksi ini berharap bisa menjadi pencerahan atau pengetahuan.

"Lilin sebagai penerangan kita, karena itu sebagai arti untuk penerangan menerangi dari pohon ilmu pengetahuan yang sudah lama gelap. Kita terangi dengan cahaya lilin untuk menerangi semangat kita untuk aksi," katanya.

Salah satu dosen yang mengikuti aksi, Ricardo Simarmata mengatakan jika dosen dan mahasiswa disatukan atas penggunaan akal sehat. Karena kesamaan pikiran atas situasi terkini itu lah para dosen dan mahasiswa melebur jadi satu untuk melakukan aksi.

"Ini dosen dan mahasiswa itu disatukan oleh penggunaan akal yang sehat ya. Jadi dosen dan mahasiswa punya instrumen yang sama akal yang sehat dan menurut takaran akal yang sehat sama-sama enggak beres ini [demokrasi], sudah keterlaluan," kata Dosen Fakultas Hukum UGM tersebut.

Ricardo merasa perlu mendukung aksi mahasiswa agar mereka tidak merasa takut dan khawatir. Pekan lalu isu yang didorong ialah mendesak untuk pembatalan revisi Undang-undang Pilkada yang sejauh ini cukup berhasil.

"Sejak hari Kamis kemarin itu kalau Fakultas Hukum dosen secara individual beberapa kemudian pimpinan fakultas itu sejalan. Sejalan untuk mendukung [aksi], walaupun di Fakultas Hukum tidak ada seperti di Fisipol ya surat edaran dekan bahwa mahasiswa bisa meninggalkan kuliah, tapi praktiknya di kita enggak masalah di Fakultas Hukum [mahasiswa turun aksi]," tegasnya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KemenPPPA Akui Partisipasi Perempuan dalam Pilkada Masih Minim

News
| Jum'at, 13 September 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement