Advertisement

Kepala Satpol PP Kota Jogja Octo Noor Arafat Menegakkan Aturan Secara Humanis

Media Digital
Rabu, 11 September 2024 - 16:57 WIB
Maya Herawati
Kepala Satpol PP Kota Jogja Octo Noor Arafat Menegakkan Aturan Secara Humanis Kepala Satpol PP Kota Jogja, Octo Noor Arafat (kiri) menerima cendera mata karikatur dari Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono, dalam kunjungan di Kantor Satpol PP Kota Jogja, Rabu (11/9/2024). Kunjungan tersebut dilakukan sebagai upaya memperperat kerja sama Harian Jogja dan Satpol PP kota Jogja dalam mendukung program pembangunan pemerintah Kota Jogja. Harian Jogja - Nina Atmasari

Advertisement

JOGJA—Sebagai Kepala Satpol PP Kota Jogja, Octo Noor Arafat bertugas menegakkan aturan yang sudah ditetapkan menjadi peraturan daerah (Perda) di Kota Jogja. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, ia mengedepankan prinsip humanis.

"Tidak semua kasus di lapangan diselesaikan secara yustisi. Kami mengedepankan humanis dalam penanganan kasus-kasus yang ditemui," jelas Octo Noor Arafat, saat menemui tim Harian Jogja di kantornya, Rabu (11/9/2024).

Advertisement

Satpol PP Kota Jogja saat ini memiliki slogan Humanis, Tegas, Profesional yang diterapkan oleh semua personel dalam menjalankan tugasnya. Sifat humanis menjadi yang pertama untuk diterapkan.

Slogan profesional mengarah pada peningkatan kapasitas kemampuan para personelnya. Adapun tegas merupakan pemahaman terhadap aturan dan SOP pekerjaan yang dijalankan.

Octo mencontohkan seperti pada kasus yang viral beberapa waktu sebelumnya, yaitu saat seorang manusia silver datang ke kantor Satpol PP, karena mencari istrinya yang diamankan oleh Satpol PP saat razia gelandangan.

"Jadi mereka sama-sama di jalan, tetapi terpisah. Saat istrinya dibawa petugas, ia informasinya melarikan diri. Nah malamnya ia tidur sendiri dan mengatakan terbiasa ada istrinya lalu ini tidak ada, lalu mengaku kangen, jadi esok harinya datang ke kantor minta ditangkap supaya bisa bertemu istrinya," jelas Octo.

Mantan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jogja ini  kemudian meminta petugasnya agar menangani kasus tersebut secara humanis.

Si manusia silver tidak ditangkap karena tidak melakukan pelanggaran. Sebaliknya, pria yang diketahui merupakan pendatang asal Banten tersebut diminta untuk mandi, makan dan minum.

BACA JUGA: Sampah Liar Muncul di Lokasi Renovasi Pasar Terban Jogja

Kemudian ia diantarkan ke Camp Asesmen Dinas Sosial (Dinsos) DIY di Brontokusuman, Mergangsan, Kota Jogja yang menjadi tempat penampungan istrinya.

Octo Noor Arafat menegaskan penegakan aturan menjadi prinsip utama dalam menjalankan tugas. Hasil nyata dari penegakan aturan yang dilaksanakan bersama personelnya yaitu penertiban pengemis dan gelandangan seperti manusia silver yang beredar di Kota Jogja.

"Saat ini sudah tidak ada lagi kan? Kalaupun ada, itu pasti orang yang benar-benar baru dan dia pendatang di Kota Jogja. Saat kami amankan, ada yang baru sehari atau seminggu di Jogja, jadi belum tahu aturannya," jelas Octo.

Adapun masyarakat Kota Jogja dan yang sudah lama tinggal di Jogja, menurutnya sudah paham aturan gelandangan dan pengemis tersebut.

Bahkan di titik tertentu, kalau ada gelandangan baru, masyarakat sekitar sudah langsung melapor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kian Santer, Begini Utak Atik Nama Menteri di Kabinet Prabowo

News
| Selasa, 17 September 2024, 19:47 WIB

Advertisement

alt

Wisata Kampung Belgia di Jember Tawarkan Agrowisata Heritage

Wisata
| Minggu, 15 September 2024, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement