Pemda DIY Wanti-wanti Deflasi Berdampak Bagi Kesejahteraan Petani
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Pemda DIY mewanti-wanti deflasi yang berkepanjangan berdampak pada nilai tukar petani (NTP) atau kesejahteraan profesi itu ke depannya. Diketahui BPS DIY mencatat pada September 2024 DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) yang merupakan deflasi ke-5 sepanjang 2024.
Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, sektor yang paling terdampak akibat deflasi adalah pertanian. Maka pihaknya menjaga agar penurunan daya beli dan perekonomian yang melemah tidak berdampak pada NTP di wilayahnya. NTP yang turun menyebabkan margin petani mengecil atau bahkan merugi.
Advertisement
BACA JUGA: Airlangga Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Deflasi 5 Bulan
"Upaya menjaga inflasi yang kami lakukan ternyata berdampak pada fenomena lain yakni deflasi yang akibat paling jelas misal di sektor pertanian," katanya, Jumat (4/10/2024).
Diketahui indikator NTP dinyatakan dalam tiga pengertian yakni NTP > 100 berarti petani mengalami surplus, NTP = 100, berarti petani mengalami impas dan NTP< 100 berarti petani mengalami defisit. NTP DIY menurut BPS pada 2024 ini fluktuatif berturut-turut sejak Januari-September di angka 106,78, 110,66, 107,35, 103,01, 101,79, 102,97, 103,86, 104,30 dan 104,76.
Menurut Beny, pihaknya akan berupaya mendorong agar harga komoditas pertanian meningkat agar selisih yang diperoleh petani dari biaya produksi dan penjualan bisa menghasilkan keuntungan. Pihaknya berjanji akan mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mengatasi deflasi berkepanjangan terutama di sektor pertanian.
"Harus ada upaya pemerintah menjaga supaya tidak inflasi dan deflasi keseimbangan," katanya.
Di sisi lain, pihaknya mengaku cukup senang dengan kondisi inflasi DIY yang terjaga dan pemerintah mampu menahan lajunya agar sesuai dengan proyeksi dan rencana. Hanya saja jika deflasi berkepanjangan tentu ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, maka kebijakan tepat dan strategis perlu diambil.
"Contohnya ya NTP tadi. Sementara petani tidak untung, yang untung pihak lain. Itu kaitannya dengan komoditas," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebut secara bulanan, penyumbang utama deflasi di DIY adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,10% mtm.
Plh. Kepala Perwakilan BI DIY Hermanto mengatakan jika dilihat berdasarkan komoditas, andil penurunan terdalam disumbang oleh cabai rawit dengan andil 0,09% mtm, cabai merah dengan andil 0,06% mtm, dan cabai hijau dengan andil 0,03% mtm.
Menurutnya ini sejalan dengan panen raya di daerah sentra produksi sehingga suplai pasokan melimpah. Selain cabai, komoditas lain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan DIY adalah bensin dengan andil sebesar 0,04% mtm.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement