Suhu di Jogja dan Sekitarnya Terasa Panas, Ini Sebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jogja dan sekitarnya saat ini tengah mengalami cuaca panas dan gerah. Kondisi ini, menurut Kepala Kelompok Data & Informasi Stasiun Klimatologi DIY Etik Setyaningrum merupakan fenomena yang wajar terjadi pada bulan Oktober.
"Secara umum, wilayah DIY masih dalam periode musim kemarau hingga awal Oktober. Namun, Oktober ini merupakan masa transisi atau pancaroba, di mana kondisi cuaca mulai berubah," kata Etik, Jumat (11/10/2024).
Advertisement
Salah satu faktor yang menyebabkan cuaca panas dan gerah adalah gerak semu Matahari yang telah mencapai Belahan Bumi Selatan dan tepat berada di atas wilayah DIY. Kondisi ini erat kaitannya dengan masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga potensi pembentukan awan semakin tinggi.
"Tercatat dari pengamatan kami, suhu maksimum di Jogja mencapai 33-34 derajat Celsius dengan kelembaban udara mencapai 89 persen-90 persen. Tingginya kandungan uap air ini mendukung proses pembentukan awan," katanya.
Awan-awan yang terbentuk pada siang hingga malam hari ini menyebabkan radiasi balik energi panas ke atmosfer tertahan. Akibatnya, suhu di permukaan bumi terasa lebih panas dan lembap.
Masyarakat diimbau untuk tidak panik dengan kondisi cuaca saat ini. Etik mengingatkan bahwa kondisi ini merupakan hal yang normal terjadi pada bulan Oktober.
"Untuk menjaga kesehatan, masyarakat disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih agar tidak dehidrasi. Selain itu, penggunaan tabir surya juga sangat penting ketika beraktivitas di luar ruangan pada siang hari," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai dampak peningkatan suhu terhadap lereng Merapi, Etik menjelaskan bahwa secara meteorologis, kondisi cuaca saat ini memang mendukung peningkatan suhu di wilayah tersebut. Namun, dirinya tidak dapat memberikan informasi lebih spesifik mengenai dampaknya terhadap aktivitas vulkanik Merapi.
"Secara umum, kondisi cuaca panas saat ini memang dipengaruhi oleh posisi matahari dan faktor-faktor meteorologis lainnya. Namun, untuk mengetahui dampaknya secara spesifik terhadap suhu di lereng Merapi, perlu kajian lebih lanjut dari ahli vulkanologi," katanya.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Klaten Boyolali, Balai Taman Nasional Gunung Merapi Ruky Umaya mengatakan kawasan lereng Merapi yang jadi wilayah Jogja kurang lebih sebesar 1.900 hektare. Semuanya sekarang sudah tertanam vegetasi kecuali 20 persen sisi atas dan bagian aliran sungai.
"Sepertiga di bagian atas itu pasir dan tidak bisa ada vegetasi. Kemudian cuma di sungai yang terbuka lainnya tertutup tapi ya masih hutan muda. Prosesnya panjang untuk bisa menjadi hutan," jelasnya.
Menurutnya, sebelum erupsi 2010 khususnya di wilayah Jogja sebagian lereng Merapi memang masih sangat bagus vegetasinya khususnya di bukit Lawang lereng Selatan dan Cangkringan.
Erupsi Merapi 2010 yang mengarah ke Tenggara mengenai setengah bukit Lawang sampai Cangkringan sampai Klangon dan sebagian wilayah Deles terdampak berat.
"Setelah 2010 atau 14 tahun terjadi suksesi alami di lereng Selatan dan dari upaya yang dilakukan bersama dari berbagai pihak berupa penanaman dari 2012 sampai sekarang terus ada penanaman, " katanya.
Sampai sekarang lereng Merapi yang terdampak erupsi 2010 sudah mencapai hutan sekunder muda. Tegakannya masih usia 10 sampai 12 tahun dan sudah terbentuk hutan.
"Lereng Selatan sudah mulai ada vegetasi dan ganti tanamannya yang pionir alami dia mati dan ganti dengan pohon usianya puluhan dan ratusan tahun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
- Difabel Merdeka Dukung Hasto-Wawan di Pilkada Kota Yogyakarta
Advertisement
Advertisement